Selasa, 09 Juli 2013

PENGHUNI GUDANG TUA PART 1

“Aaaaa !!!” Melly dan kebanyakan penonton bioskop lainnya berteriak ketakutan saat sang hantu muncul. “Takut ya, beb?” tanya Aldi, cowok Melly, sambil menggenggap tangannya. “Ya iyalah, masa ya iya donk… lo tau gue tadi teriak…” jawab Melly, masih serius menonton. “Hmm… Katanya suka horror… Tau gini, napa tadi milih yang horror ?” ujar Aldi.
“Keberatan ?” tanya Melly, sinis.
“Nggaaak…” “Kok sewot ?!” lanjut Melly.
“Halah… gitu aja ngambek…!” sahut Aldi. “Ssst…! Kalian tuh berisik aja…! Dieeem…” kata Razta pada Melly dan Aldi. “Berantem ya ?” tanya Gladies, asal nyambung. “Tauk… Iya kaliii… Hey, udahlah…” ujar Razta.
“Maaf deh, Mel… jangan marah ya…” ucap Aldi. Melly tak menjawab.
. . .
“Kalian gak pada pesen?” tanya Aldi pada teman-temannya. “m… kita nitip aja deh… ya ?” sahut Defri yang sedari tadi diam dengan Fanes. “Kita juga…” lanjut Razta, sambil menunjuk ke arahnya dan Gladies, sang pacar. “Hhh, oke-oke… gue pesenin… Mel, lo mau pesen apa ?” tanya Aldi pada Melly yang terlihat kesel.
“Seteraaah…” jawabnya lesu. “Oh, ya udah… bentar ya…” kata Aldi.
“Lo marahan ya ma Aldi ?” tanya Fanes, setelah yakin bahwa Aldi telah pergi.
“Tauk ah…!”
“Iya, marah ntuh… Kenapa sih, Mel ?” Gladies nyambung.
“Gak apa…” jawab Melly.
“Mel… lo kenapa sih? ketawa donk… jalan-jalan ini kan yang ngadain lo…” ucap Razta. Melly tersenyum kecil. Lalu… “Nih… pesenannya… Ini pesenan lo tuan putri…” kata Aldi pada Melly. “Dimakan ya…” Melly tersenyum simple. “Di, jadi kan kita ke kos-kosan lo ?” tanya Defri.
“Ya, up to you…” jawab Aldi, “Ah, jadi-jadi…!” sahut Razta.
“Cewek-cewek mau dikemanain ntar ?” ujar Defri, sambil mengelap keringatnya. Mereka berpandangan, “ikut aja gih… ya ? gak apa kok…” tambah Aldi. “Ya udah, sip deh…”
. . .
“Lo kenapa sih, cuma gara-gara film tadi aja, ngambek…” kata Aldi sambil menyetir mobilnya. Keempat temannya tertidur di belakang. Melly tak menjawab. “Mel… jawab donk… gak punya mulut ?!” tanya Aldi lagi, saking kesalnya.
Melly menatapnya sinis. “Lo kalo ngomong jangan asal ceplos ya !!” ucapnya.
“Makanya jawab… Masa gara-gara tadi jadi ngambek 100% ini…?” tanyanya.
“Abiz, lo nya gitu…” gumam Melly.
“Gitu kenapa ? Iya, gue tau, lo tuh suka horror… Tadi kan gue cuma bercanda…” jawab Aldi dengan santainya. “Jangan marah lagi ya…?” lanjutnya. Melly tersenyum. “Gitu donk… kan jadi tambah cantiik…” kata Aldi. Mereka berhenti di lampu merah. Aldi merasa ada orang di samping mobilnya, maka dia membuka jendela.
“Ssst… hey, ngapain disitu?” tanyanya pada orang itu, cowok. Dan orang itu menoleh, “Aldi… Eh, mending mobil lo mundur bentar deh… Mumpung sepi di belakang…” katanya, tak lain adalah teman se-kos Aldi, Baim. “Eh, lo Im… Emang kenapa ?” tanya Aldi. “Barang gue lo injek…!” gerutu Baim sambil menunjuk bawah mobil Aldi.
“Apaan sih ?” tanya Aldi penasaran. Melly celingak-celinguk.
“Duit ! 100rb…!” jawab Baim.
“Ya ampuun… Lagian lo, ngapain naruh duit dibawah situ…? Kurang kerjaan aja…” sahut Aldi, lalu memundurkan mobilnya sedikit. “Tadi duit gue jatuh… Nah… Daritadi kek…” lanjut Baim, mengambil uang itu, dan “Lo mau balik ke kos kan ? Gue numpang donk…!” tanyanya. “Hhh… ya udah… Di belakang ya… Sono” tambah Aldi. “Siip…” gumam Baim lalu membuka pintu mobil bagian belakang. “Siapa sih ?” tanya Melly kemudian, “Temen… sekamar kos… Baim namanya…” jawab Aldi lalu tersenyum. Sesampainya di tempat kos…
“Bentar, gue liat dulu ya… mother kos ada apa gak…” Aldi berbisik. Yang lain menunggu di mobil. Tak lama kemudian, “Yes ! Beliau lagi pergi…! Kalian bisa nginep disini… Yuuk…” kata Aldi, lalu yang lain ikut turun dari mobil. “Tempat kos lo lumayan gede ya…” gumam Razta. Mereka perlahan memasuki ruang tamu dan kemudian masuk ke kamar Aldi dan Baim.
“Huh, so… kita tidur dimana ?” tanya Gladies. “Kamar mandi…” jawab Aldi, “ya dikasurlah… Cewek-cewek tidur diatas… Biar kita dibawah… Oke ?” lanjut Aldi.

“Pelan-pelan ngomongnya… Ntar penghuni yang lain pada bangun…” bisik Baim.
Mereka kemudian menata barang-barangnya. Sesaat kemudian, “Nih, kacang… hehehe… Sorry, makanannya limit…” kata Baim, lalu duduk didekat jendela. “Oh, ya… kenalin nih… temen sekamar gue… Baim namanya…” ujar Aldi. Mereka tersenyum. Duduk bersama, melingkar, sambil melahap kacang. “Gila, tadi tuh film, lumayan nyeremin ya…? Baru kali ini, gue lihat film yang seserem itu…” kata Defri. “He’e… Bagus banget…! Jadi kepengen gue…” lanjut Razta. Melly memandangnya.
Kemudian, “Film horror ya…?” tanya Baim. Aldi, Fanes dan Gladies mengangguk.
“M… Kalian mau nerima tantangan ?” tanya Aldi, “Tantangan apa ?” Melly balik tanya.
“Jangan yang aneh-aneh…!” kata Gladies dan Fanes bersamaan. “Gini… Dideket sini… ada rumah gede, eh… gedung tua… udah lama sih gak kepake… Kata orang-orang, tuh gedung ada penunggunya-” ucap Aldi, dengan tampang serius. “Semua tempat ada penunggunya…” sahut Melly.
“Bentar beb… Kita semua taruhan,” lanjut Aldi. “Apa ?” tanya Razta. “Kita ke gedung itu… Yang bisa tahan di gedung itu 2 jam aja deh gak usah lama-lama, dia menang…” ucap Aldi. “Tuh kan yang aneh-aneh…” gumam Fanes. “Kalo gedung berhantu 10 menit aja udah KO…!” sahut Gladies. “Kalo gak ikut juga gak apa-apa… Tapi, hadiahnya… bagi para pecundang alias yang kalah, kudu nraktir yang menang selama 2 bulan !” tambah Aldi. “Traktir apa ?” tanya Defri. “Terserah…” “Gue boleh ikut, kan ?” Baim nyambung.
“Tentu… deal ?”
“Oke, deal…” ucap mereka bersamaan. “Lo ikut kan Mel? Sekalian nunjukkin kalo lo emang berani…” tanya Aldi. “Boleh…” jawab Melly dengan santainya.
. . .
Sehari kemudian… Tepat jam 11.45 malam, mereka telah berkumpul didepan gedung berhantu itu. “Yakin nih ?” tanya Gladies. Tak ada yang menganggapi. “Yuuk masuk…” ajak Aldi. “Eeiits, Melly… Fanes… Kita foto dulu yuuuk… Buat kenang-kenangan kalo kita ntar yang bakal menang… Melly, hp lo donk…” kata Gladies bersemangat.
“Tapi kan kalo anak cewek, gak boleh… foto bertiga…” ujar Melly.
“Halah… Cuma mitos…!” jawab Gladies.
“Tapi ntar yang tanggung lo, ya…” sahut Fanes.
“Beres !! Udah deh kalian kok jadi takut gini sih!” Lalu mereka bertiga berfoto tepat didepan gedung. Cekreek. Ketika mereka masuk, seseorang mengintip dari balik pohon.
“Ya udah, kita plencar aja… Defri, lo ma Fanes ke kiri… Aldi, ma Melly n Baim lurus… Gue, ma Gladies ke kanan… Oke ?” ucap Razta, merangkul Gladies. Petualangan dimulai.
Melly merasakan bulu kuduknya berdiri. “Cuma disini sih, gak ada apa-apanya…” celetuk Aldi. 30 menit berlalu, Melly, Aldi dan Baim sampai pada 2 lorong didalam. “Kayaknya kita lebih baik ke kanan aja deh…” kata Melly. “Kayaknya… Kalo menurut gue ke kiri… Lebih meyakinkan… Lo pilih mana, Di ?” tanya Baim, tak sependapat dengan Melly.
Aldi memandang Melly, “terserah kalo lo mau ikutin kata-katanya dia… Nih, ya, beb… jalan ke kanan itu lebih baik dari kiri…” ucap Melly, sewot.
“Gak, Di… ke kiri aja… Lebih terang disana…” ujar Baim, gak kalah sewot.
“Terang apanya ?! Jelas-jelas disitu gelap… Lebih terang kanan !!” lanjut Melly.
“Udah donk !! Jangan berantem…! Lebih jelas lagi… Keduanya tuh sama-sama gelap, tau gak ?!” Aldi mengomentari.
“Terus kita kemana ?” tanya Melly. “Gini aja… Kita plencar…! Gue ke kiri… Lo ke kanan ma Melly…” tambah Baim yang langsung pergi begitu saja. “Heh ! Baim !! Ckck, ya udah deh… yuuk!” ucap Aldi pada Melly, memasuki lorong kanan.
“Def… balik yuuuk… Gue dah gak betah nih… Gue takuut !” gumam Fanes, “makanya, lo jangan jauh-jauh dari gue…” jawab Defri, menggandeng tangan Fanes. Tiba-tiba…”Eh, say… Kayaknya tali sepatu gue ada yang nginjek deh… di belakang… Gue takuuut…” gumam Fanes lagi, tangannya merinding.
Sumber : http://m-wali.blogspot.com/2012/07/cara-membuat-komentar-facebook-di-blog.html#ixzz25JVfr06E
»»  Baca Selengkapnya » ...

ARWAH ANAK PEREMPUAN ITU MASUK KE KAMARNYA

Halow teman-teman tercinta, kembali lagi aku di sini, untuk menuliskan cerita yang aku dapat dari Ronda Malam Selasa, maaf kalau jadi bosan, karena aku
memang tidak punya pengalaman mistik yang banyak, jadi aku mengandalkan sumber
cerita dari orang lain, untuk bisa
menyalurkan hobiku yang baru, yaitu menulis cerita mistik. Sumber cerita Pak Ashury.

Kalian masih ingat nggak dengan berita
kecelakaan di situbondo yang menjadi
Tragedi Nasional, yang menyebabkan satu
bis terbakar dan menewaskan 54 siswa dan 2
orang guru pendamping dari SMK Ya****a I, Berbah Sleman , kecelakaan itu terjadi pada
tanggal 08 Oktober 2003, sekitar jam 20.00
WIB

Berita tabrakan maut di Jalan Raya Banyu
Blugur tak pelak membuat keluarga korban
kaget. Saat itu satu demi satu keluarga
datang ke SMK Yap#‎#da Berbah yang
beralamat di Tanjungtiro, Berbah, Sleman,
Yogyakarta. Raut wajah mereka cemas
lantaran pengelola sekolah belum dapat
merinci identitas seluruh korban. Para orang
tua hanya bisa melihat nama murid yang ikut
dalam tur ke Bali. Jadi memang belum
diketahu siapa-siapa saja yang telah menjadi
korban, karena beritanya belum jelas.

Menurut cerita dari Pak Ashury yang ia
dengar dari beberapa teman dan keluarga
yang berada di sekitar sekolah tersebut. Ada
salah satu keluarga yang didatangi oleh salah
satu arwah korban kecelakaan tersebut,
yang saat itu belum mengetahui adanya
berita tentang kecelakaan itu.

Kejadiannya kalau tidak salah di atas jam 11
malam, saat itu keluarga tersebut telah
terlelap. Entah kenapa tiba-tiba ibu Wati
(samaran) terjaga dari tidurnya,
perasaannya gelisah tanpa dia ketahui apa
penyebabnya. Dia berusaha untuk
merebahkan badannya kembali disamping
suaminya yang terlihat juga gelisah.

Beberapa menit berusaha memejamkan
matanya, tapi kantuk tak datang jua. Jadi dia
bangun kembali dan keluar dari kamarnya
untuk mengambil gelas di dapur untuk minum
air putih, karena terasa tenggorokannya
terasa kering.

Terasa udara agak panas dirasakannya, lalu
sambil memegang gelas yang berisi air putih,
dia pun menuju ke ruang tamu untuk
menyandarkan tubuhnya di sofa tamu dan
berharap kantuk akan datang.

Karena tak
kuat dengan ruang tamu yang terasa pengap,
dia pun membuka pintu depan untuk
mengurangi panas di dalam ruang tamu.

Memang terasa berpengaruh, hawa diruang
tamu menjadi sejuk.

Hawa yang terasa sejuk tersebut, membuat
ibu Wati yang duduk di sofa menjadi
mengantuk….dan tertidurlah beliau dengan
posisi duduk di sofa. Antara sadar dan
tidak…sepertinya ibu Wati melihat ada sosok
yang masuk ke dalam dari pintu yang
terbuka. Namanya setengah sadar dan masih
ngantuk terkadang belum bisa berpikiran
normal ibarat kata nyawa kita belum masuk
utuh ke badan.

Sosok itu melintas di depannya tanpa
menyapa ibu Wati. Saat itu ibu Wati melihat
sosok itu seperti anaknya Ratih (samaran)
yang beberapa hari tidak ada di rumah
karena mengikuti kegiatan sekolahnya SMK
Y****en I, study tour ke Bali. Ibu Wati yang
setengah mengantuk sempat heran si Ratih
tidak menyapanya dan mencium tangannya
seperti biasanya dilakukan. Ia merasa yakin
kalau itu Ratih karena pakaian yang
dikenakan adalah pakaian saat dia berangkat
ke Bali.

Ibu Wati juga heran kok si Ratih pulangnya
sampai malam-malam sekali, apa ada
perubahan rencana dari sekolah hingga
pulang ke Yogya dimajukan, karena setahu
beliau rombongan sekolah akan sampai di
Yogya pagi hari. Karena heran, ibu Wati pun
berdiri dan akan menanyakan kepada si
Ratih.

Dengan agak sedikit terhuyung-huyung
karena masih ngantuk, beliau menutup dan
mengunci pintu depan, lalu menyusul Ratih
yang sudah masuk ke kamarnya dan menutup
pintu. Lalu dengan perlahan-lahan beliau
berjalan menuju ke kamar anaknya,
membuka pintu, dan menyalakan lampu
kamar, karena saat itu lampu dimatikan.

Dan ……….tidak ada Ratih di kamarnya……
hawa di kamar terasa dingin…. Ibu Wati
sempat bengong, tak tahu apa yang harus
dilakukan. Coba dia panggil nama anaknya,

“Ratih…Ratih…Ratih?”, panggil ibu Wati
Sambil masih berdiri di luar kamar, sekali
lagi dia memanggil dengan suara keras,
“Ratih..Ratih… dimana kamu, nak, jangan
permainkan ibu sayang?”, ucap ibunya
dengan suara keras.

Tak ada jawaban…….

Sekali lagi ibu Wati memanggil-manggil
nama Ratih, sambil memeriksa ke dalam
kamar, memeriksa kolong tempat tidur dan
samping lemari pakaian, tapi Ratih tidak ada.

Suaminya pun terbangun mendengar suara
ibu Wati yang sedang memanggil anaknya
Ratih. Lalu dia mendekati istrinya,

“Ada apa tho bu??? Kok manggilnya sampai
teriak-teriak kayak gitu”, tanya suaminya.

Ibu Wati menjelaskan saat dia sedang duduk
di ruang tamu, pintu sengaja dibuka dan
sempat tertidur, saat itu dia melihat ada
sosok seperti Ratih barusan pulang dan
langsung masuk ke kamarnya, tapi setelah di
lihat di dalam kamarnya, tidak ada.

“Ahh, mungkin itu halusinasimu, bu. Karena
kamu kangen sama anak itu!”, jawab
suaminya.

“Ahhhh nggak tahu aku,pak? Tapi aku
merasa sangat yakin, karena pakaiannya
persis seperti saat dia meninggalkan rumah
untuk study tour ke Bali! Ah mudah-
mudahan tidak ada apa-apa ya pak”, jawab
bu Wati dengan perasaan cemas.
Kata suaminya, “Yah, semoga, anak kita dan
rombongan selamat, tidak terjadi apa-apa di
jalan.”

Dan ternyata pagi harinya keluarga
mendapat kabar bahwa telah terjadi
kecelakaan pada salah satu bis rombongan
study tour, dan setelah beberapa hari
menunggu dalam ketidak pastian, ternyata si
Ratih adalah salah satu korban dari Bis yang
terbakar itu.

Ada cerita yang Pak Ashury dengar dari
teman-teman beliau yang tinggal di sekitar
daerah sekolah tersebut.

Ada satu lapangan sepak bola yang berada
dekat sekolah tersebut, dulu dijadikan untuk
tempat parkir mobil2 ambulance yang
mengantar jenasah para korban.
Lapangan itu menjadi angker karena sering
dilihat oleh orang-orang yang melewati
lapangan tersebut pada malam hari adalah
satu pocong yang bergentayangan di
lapangan itu dan itu terjadi setiap malam
sehingga kalau sudah malam tidak ada yang
berani melewatinya, dan itu berlangsung
sampai hari ke 40, dan setelah itu tidak ada
lagi penampakan si pocong.

Ada cerita lain tentang satu siswa dari
sekolah itu, yang sebenarnya akan ikut dalam
study tour itu. Uang sudah ada untuk biaya
study tour, karena dirasa masih lama batas
pembayaran study tour. Oleh orang tua
siswa itu, uang tersebut dijadikan modal
untuk dagang buah, dengan harapan
keuntungan yang diperoleh dari dagang buah
itu, akan dijadikan uang sangu untuk
anaknya. Tetapi ternyata malah merugi,
orang tua sudah berusaha untuk meminta
keringan untuk jumlah uang pendaftaran,
tetapi dari pihak sekolah tidak mau, alhasil
sang anak tidak jadi berangkat dan menangis
sedihlah si anak di sekolah, sampai histeris
saat itu.

Aku tidak tahu harus bagaimana
mengungkapkannya tapi ternyata itu adalah
rencana baik Tuhan untuk si siswa tersebut,
karena apabila sampai jadi berangkat,
kemungkinan dia menjadi korban dari
kecelakaan bis yang terbakar itu, karena
namanya terdaftar untuk kelompok yang naik
bis tersebut.

Demikianlah teman-teman, ceritaku yang kudapat dari Pak Ashury saat Ronda Malam Selasa. Semoga terhibur
Sumber : http://m-wali.blogspot.com/2012/07/cara-membuat-komentar-facebook-di-blog.html#ixzz25JVfr06E
»»  Baca Selengkapnya » ...

KISAH SOPIR ANGKOT DISESATKAN 3 HANTU CANTIK

Percaya tidak percaya, seorang sopir mikrolet jurusan Pedurungan, Semarang Barat-Mangkang,­ Semarang Timur mengalami kisah mistis. Kala itu Mukharom (41) membawa penumpang, tiga perempuan. Konon kabarnya wanita itu adalah penghuni Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bergota, Kota Semarang.

Seperti biasanya, Mukharom mencari penumpang dengan membawa mobilnya menyusuri trayek. Namun, ketika menjelang Magrib, Mukharom diberhentikan oleh oleh tiga wanita yang mengenakan payung. Peristiwa itu dialaminya pada Jumat.

Saat memberhentikan mikrolet, tiga wanita ini tepat berdiri di depan toko penjahit Eka Karya yang berada di Kompleks Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bergota di Jalan Kiai Saleh, Kota Semarang. Dengan melempar senyum, ketiganya yang memakai rok longdress dan berambut panjang melambai tanda menghentikan mikrolet.

"Saat itu saya langsung berhenti. Tiga wanita menggunakan tiga payung berwarna hitam, hijau dan merah, rambutnya ketiganya panjang. Selama perjalanan ketiga wanita itu tidak mengeluarkan sepatah kata pun, kecuali saat akan naik dan turun," ungkap Mukharom kepada merdeka.com Sabtu.

Hal yang aneh yang tidak Mukharom sadari, selama perjalanan selain tidak mendapat penumpang lain, ketiga wanita itu meminta naik dan turun sebanyak tiga kali. Kala itu dia hanya menurut saja saat ketiganya turun dari mikroletnya dan naik kembali sambil menenteng payungnya masing-masing.

Pertama ketiganya turun di Pasar Bulu di Jalan MGR Soegiyopranoto,­ Semarang. Kemudian turun lagi di depan Kantor Bank Muamalat di Jalan Pusponjolo, lalu naik lagi. Terakhir turun di Pasar Karangayu.

"Saya tidak menaruh curiga sedikit pun apa sih tujuan mereka naik turun selama tiga kali. Seperti terhipnotis oleh kecantikan mereka," katanya.

Kemudian, saat sampai di Jalan Pusponjolo Semarang Barat itu, salah seorang dari mereka menyuruh Mukharom mengantar sampai ke rumahnya. Mereka juga berjanji akan menambah ongkos sebesar Rp 3.000 sebagai tambahan uang bensin.

"Mereka bilang, mas anter saya sampai rumah yah, nanti saya tambahin tiga ribu. Saya akhirnya menuruti permintaan ketiga wanita itu. Selama perjalanan saya tidak sedikitpun mengajak atau diajak bicara mereka. Setiap kali melihat kaca spion saya untuk melihat mereka. Ketiganya hanya tersenyum tanpa mengeluarkan kata sedikit pun," tuturnya.

Di tengah jalan salah seorang dari wanita itu minta turun, tepatnya disatu wilayah perkampungan namanya Kampung Rorojonggrang, Semarang Barat. Dirinya merasa sangat kaget karena di depannya tiba-tiba ada sebuah rumah mewah layaknya istana megah.

"Ketiganya turun memberi uang tambahan kepada saya. Wanita pertama dan kedua memberikan uang melalui lubang kaca pintu kiri. Kemudian wanita yang terakhir memberikan uang lewat lubang kaca pintu sebelah kanan dalam posisi dirinya menyetir," katanya.

Bulu kuduk Mukharom merinding ketika tercium bau menyengat. Saking wanginya, dia sampai menengok ke belakang. Namun, alangkah kagetnya ketika menengok kembali ke depan kompleks rumah megah itu berubah jadi kuburan. "Hanya terlihat batu nisan dan pathok," ungkapnya.

Posisi mobil Mukharom berada di pinggir jurang, dan kedua ban depan mobilnya terganjal oleh sebuah pondasi talud jurang itu. Menyadari posisi mobilnya akan tercebur ke jurang, Mukharom berupaya untuk menghidupkan mobilnya yang sempat macet usai ketiga wanita itu menghilang.

"Saat saya starter berkali-kali tidak mau hidup. Saya langsung sadar baca bismilah tiga kali akhirnya langsung hidup. Alhamdulillah akhirnya dengan berupaya keras mobil saya hidup dan saya tinggalkan kompleks makam yang dikenal warga sekitar angker dan menyeramkan," kata Mukharom.

Setelah berjalan sekitar tiga kilometer, Mukharom kemudian istirahat sebentar untuk minum dan makan di warung nasi kucing yang tak jauh dari makam. Mukharom lalu berkeluh kesah dengan penjual tentang kejadian itu.

"Memang di kuburan itu sering mas, tidak sopir mikrolet, tidak tukang ojek sering dijebak dan disesatkan di kompleks kuburan yang dikenal angker dan menyeramkan itu. Untung saja sampeyan bisa selamat. Biasanya orang-orang yang disesatkan menghilang beberapa hari kemudian kembali dalam keadaan gila. Bahkan ada yang hanya tinggal nama. Salah satu dari tiga kuntilanak itu juga sempat membeli nasi kucing juga sebelum kejadian yang sampeyan alami mas," kata Mukharom menirukan ucapan penjual nasi kucing.

Paska kejadian misterius itu, pendapatan Mukharom meningkat. Pendapatanya tidak seperti hari-hari biasanya yang hanya cukup untuk makan dan minum serta membeli uang belanja ke anak istrinya. Sampai saat ini, Mukharom antara percaya dan tidak percaya dengan kejadian yang dialaminya.
Sumber : http://m-wali.blogspot.com/2012/07/cara-membuat-komentar-facebook-di-blog.html#ixzz25JVfr06E
»»  Baca Selengkapnya » ...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...