Halow
 teman-teman tercinta, kembali lagi aku di sini, untuk menuliskan cerita
 yang aku dapat dari Ronda Malam Selasa, maaf kalau jadi bosan, karena 
aku
 memang tidak punya pengalaman mistik yang banyak, jadi aku mengandalkan sumber
 cerita dari orang lain, untuk bisa
 menyalurkan hobiku yang baru, yaitu menulis cerita mistik. Sumber cerita Pak Ashury.
 
 Kalian masih ingat nggak dengan berita
 kecelakaan di situbondo yang menjadi
 Tragedi Nasional, yang menyebabkan satu
 bis terbakar dan menewaskan 54 siswa dan 2
 orang guru pendamping dari SMK Ya****a I, Berbah Sleman , kecelakaan itu terjadi pada
 tanggal 08 Oktober 2003, sekitar jam 20.00
 WIB
 
 Berita tabrakan maut di Jalan Raya Banyu
 Blugur tak pelak membuat keluarga korban
 kaget. Saat itu satu demi satu keluarga
 datang ke SMK Yap##da Berbah yang
 beralamat di Tanjungtiro, Berbah, Sleman,
 Yogyakarta. Raut wajah mereka cemas
 lantaran pengelola sekolah belum dapat
 merinci identitas seluruh korban. Para orang
 tua hanya bisa melihat nama murid yang ikut
 dalam tur ke Bali. Jadi memang belum
 diketahu siapa-siapa saja yang telah menjadi
 korban, karena beritanya belum jelas.
 
 Menurut cerita dari Pak Ashury yang ia
 dengar dari beberapa teman dan keluarga
 yang berada di sekitar sekolah tersebut. Ada
 salah satu keluarga yang didatangi oleh salah
 satu arwah korban kecelakaan tersebut,
 yang saat itu belum mengetahui adanya
 berita tentang kecelakaan itu.
 
 Kejadiannya kalau tidak salah di atas jam 11
 malam, saat itu keluarga tersebut telah
 terlelap. Entah kenapa tiba-tiba ibu Wati
 (samaran) terjaga dari tidurnya,
 perasaannya gelisah tanpa dia ketahui apa
 penyebabnya. Dia berusaha untuk
 merebahkan badannya kembali disamping
 suaminya yang terlihat juga gelisah.
 
 Beberapa menit berusaha memejamkan
 matanya, tapi kantuk tak datang jua. Jadi dia
 bangun kembali dan keluar dari kamarnya
 untuk mengambil gelas di dapur untuk minum
 air putih, karena terasa tenggorokannya
 terasa kering.
 
 Terasa udara agak panas dirasakannya, lalu
 sambil memegang gelas yang berisi air putih,
 dia pun menuju ke ruang tamu untuk
 menyandarkan tubuhnya di sofa tamu dan
 berharap kantuk akan datang. 
 
 Karena tak
 kuat dengan ruang tamu yang terasa pengap,
 dia pun membuka pintu depan untuk
 mengurangi panas di dalam ruang tamu.
 
 Memang terasa berpengaruh, hawa diruang
 tamu menjadi sejuk.
 
 Hawa yang terasa sejuk tersebut, membuat
 ibu Wati yang duduk di sofa menjadi
 mengantuk….dan tertidurlah beliau dengan
 posisi duduk di sofa. Antara sadar dan
 tidak…sepertinya ibu Wati melihat ada sosok
 yang masuk ke dalam dari pintu yang
 terbuka. Namanya setengah sadar dan masih
 ngantuk terkadang belum bisa berpikiran
 normal ibarat kata nyawa kita belum masuk
 utuh ke badan.
 
 Sosok itu melintas di depannya tanpa
 menyapa ibu Wati. Saat itu ibu Wati melihat
 sosok itu seperti anaknya Ratih (samaran)
 yang beberapa hari tidak ada di rumah
 karena mengikuti kegiatan sekolahnya SMK
 Y****en I, study tour ke Bali. Ibu Wati yang
 setengah mengantuk sempat heran si Ratih
 tidak menyapanya dan mencium tangannya
 seperti biasanya dilakukan. Ia merasa yakin
 kalau itu Ratih karena pakaian yang
 dikenakan adalah pakaian saat dia berangkat
 ke Bali.
 
 Ibu Wati juga heran kok si Ratih pulangnya
 sampai malam-malam sekali, apa ada
 perubahan rencana dari sekolah hingga
 pulang ke Yogya dimajukan, karena setahu
 beliau rombongan sekolah akan sampai di
 Yogya pagi hari. Karena heran, ibu Wati pun
 berdiri dan akan menanyakan kepada si
 Ratih.
 
 Dengan agak sedikit terhuyung-huyung
 karena masih ngantuk, beliau menutup dan
 mengunci pintu depan, lalu menyusul Ratih
 yang sudah masuk ke kamarnya dan menutup
 pintu. Lalu dengan perlahan-lahan beliau
 berjalan menuju ke kamar anaknya,
 membuka pintu, dan menyalakan lampu
 kamar, karena saat itu lampu dimatikan.
 
 Dan ……….tidak ada Ratih di kamarnya……
 hawa di kamar terasa dingin…. Ibu Wati
 sempat bengong, tak tahu apa yang harus
 dilakukan. Coba dia panggil nama anaknya,
 
 “Ratih…Ratih…Ratih?”, panggil ibu Wati
 Sambil masih berdiri di luar kamar, sekali
 lagi dia memanggil dengan suara keras,
 “Ratih..Ratih… dimana kamu, nak, jangan
 permainkan ibu sayang?”, ucap ibunya
 dengan suara keras.
 
 Tak ada jawaban…….
 
 Sekali lagi ibu Wati memanggil-manggil
 nama Ratih, sambil memeriksa ke dalam
 kamar, memeriksa kolong tempat tidur dan
 samping lemari pakaian, tapi Ratih tidak ada.
 
 Suaminya pun terbangun mendengar suara
 ibu Wati yang sedang memanggil anaknya
 Ratih. Lalu dia mendekati istrinya,
 
 “Ada apa tho bu??? Kok manggilnya sampai
 teriak-teriak kayak gitu”, tanya suaminya.
 
 Ibu Wati menjelaskan saat dia sedang duduk
 di ruang tamu, pintu sengaja dibuka dan
 sempat tertidur, saat itu dia melihat ada
 sosok seperti Ratih barusan pulang dan
 langsung masuk ke kamarnya, tapi setelah di
 lihat di dalam kamarnya, tidak ada.
 
 “Ahh, mungkin itu halusinasimu, bu. Karena
 kamu kangen sama anak itu!”, jawab
 suaminya.
 
 “Ahhhh nggak tahu aku,pak? Tapi aku
 merasa sangat yakin, karena pakaiannya
 persis seperti saat dia meninggalkan rumah
 untuk study tour ke Bali! Ah mudah-
 mudahan tidak ada apa-apa ya pak”, jawab
 bu Wati dengan perasaan cemas.
 Kata suaminya, “Yah, semoga, anak kita dan
 rombongan selamat, tidak terjadi apa-apa di
 jalan.”
 
 Dan ternyata pagi harinya keluarga
 mendapat kabar bahwa telah terjadi
 kecelakaan pada salah satu bis rombongan
 study tour, dan setelah beberapa hari
 menunggu dalam ketidak pastian, ternyata si
 Ratih adalah salah satu korban dari Bis yang
 terbakar itu.
 
 Ada cerita yang Pak Ashury dengar dari
 teman-teman beliau yang tinggal di sekitar
 daerah sekolah tersebut.
 
 Ada satu lapangan sepak bola yang berada
 dekat sekolah tersebut, dulu dijadikan untuk
 tempat parkir mobil2 ambulance yang
 mengantar jenasah para korban.
 Lapangan itu menjadi angker karena sering
 dilihat oleh orang-orang yang melewati
 lapangan tersebut pada malam hari adalah
 satu pocong yang bergentayangan di
 lapangan itu dan itu terjadi setiap malam
 sehingga kalau sudah malam tidak ada yang
 berani melewatinya, dan itu berlangsung
 sampai hari ke 40, dan setelah itu tidak ada
 lagi penampakan si pocong.
 
 Ada cerita lain tentang satu siswa dari
 sekolah itu, yang sebenarnya akan ikut dalam
 study tour itu. Uang sudah ada untuk biaya
 study tour, karena dirasa masih lama batas
 pembayaran study tour. Oleh orang tua
 siswa itu, uang tersebut dijadikan modal
 untuk dagang buah, dengan harapan
 keuntungan yang diperoleh dari dagang buah
 itu, akan dijadikan uang sangu untuk
 anaknya. Tetapi ternyata malah merugi,
 orang tua sudah berusaha untuk meminta
 keringan untuk jumlah uang pendaftaran,
 tetapi dari pihak sekolah tidak mau, alhasil
 sang anak tidak jadi berangkat dan menangis
 sedihlah si anak di sekolah, sampai histeris
 saat itu.
 
 Aku tidak tahu harus bagaimana
 mengungkapkannya tapi ternyata itu adalah
 rencana baik Tuhan untuk si siswa tersebut,
 karena apabila sampai jadi berangkat,
 kemungkinan dia menjadi korban dari
 kecelakaan bis yang terbakar itu, karena
 namanya terdaftar untuk kelompok yang naik
 bis tersebut.
 
 Demikianlah teman-teman, ceritaku yang kudapat dari Pak Ashury saat Ronda Malam Selasa. Semoga terhibur
 
 

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa Komentar anda tentang post ini?