Kamis, 11 Juli 2013

The Secret of The Toilet

Cerpen Horor 

Clakk….clakkk…clakkkkkk…..

Tetesan dari kran yang tidak tertutup rapat itu semakin menerorku yang hingga tengah malam ini sukar untuk tertidur. Kulirik bulatan putih didinding yang terhalang remang-remang malam.

“Huff….. mana baru jam sebelas empat lima lagi,” bisikku pelan.

Entah sudah berapa kali aku membolak-balikan bantal usang yang hampir tidak tersentuh sabun selama aku pindah kekosan Bu Alina. Maklum aku adalah seorang siswi kelas tiga SMA yang merangkap menjadi pelayan disebuah restoran siap saji.

Sebelumnya aku tinggal dikosan Bu Dian, tapi karena terbelit hutang kanan kiri, ya dengan terpaksa aku kabur. Padahal malam itu Kak Danar, putra bungsu bu Dian bersikeras menghalangi kepergianku. Aku harus pergi dari pada tiap hari kena omel bu Dian, belum lagi cibiran pedas dari penghuni kos lain tentang hutangku yang belum aku bayar.

Berbekal uang tiga ratus ribu rupiah, hasil penjualan ponsel lamaku . Aku memberanikan diri untuk tinggal dikosan baru dengan menjanjikan upahku sebagai pelayan restoran.

“Akhir bulan nanti segera cair, bu.” bujukku kepada bu Alina saat dia menolak rencanaku tinggal di kossannya.

“Bukan karena kondisi keuanganmu dek Mayang, tapi memang kamar kos disini sudah penuh.” Sahutnya lembut.

Ya memang benar, aku lihat rumah besar yang terdiri dari lima kamar dilantai satu telah penuh sesak diisi oleh sembilan orang penghuni kos dan satu asisten pribadi Bu Alina.

Tapi dengan berbagai pertimbangan, akhirnya beliau menyerahkan kamar putri semata wayangnya yang tengah mengenyam pendidikan di Jepang kepadaku.

“Haduh betapa beruntungnya diriku ini.” Fikiriku sesaat setelah Bu Alina mengesahkan kamar kebanggaan putrinya kepadaku. Betapa tidak kamar ini begitu luas dan satu-satunya kamar yang memiliki toilet sendiri. Apalagi bu Alina dengan cuma-cuma meminjamkan kasur dan meja rias milik putrinya. Hanya saja dia dia tidak membolehkan aku menggunakan lemari besar dikamar itu, mungkin karena lemari itu telah diisi penuh oleh barang-barang milik putrinya.

Tapi untung saja dimeja rias menempel sebuah lemari kecil yang masih bisa aku gunakan untuk menyimpan pakaian ku, dan sebagian lagi bisa aku gantung di pegantungan di belakan pintu.

Kembali kulihat jam, kali ini tepat pukul dua belas malam dan aku aku masih terjaga. Tiba-tiba “Wwhuuuuussshh……..” sekebat angin kencang masuk kerongga kamarku, menyisakan sosok putih yang melambai-lambai didepanku. Seketika aku terkejut, “Sial aku hampir saja membiarkan jendela terbuka semalaman.” Gerutuku sambil menutup jendela dan membenarkan tirai putih yang tersapu angin.
Aku kembali merebahkan tubuh mungilku di kasur besar nan empuk ini. Pelan tapi pasti mata ini mulai menutup.

Byuuuuurrrrr…… Suara guyuran air mengagetkanku.

“Jam segini siapa yang mandi sih? Ganggu orang saja!” gerutuku kuesal

Otaku mulai berfikir waras “Tapi asal suaranya dari…….” Entah mengapa bibirku benar-banar tertahan. Kulirik pintu toilet, dan benar saja dari lubang kunci pintu toilet sesosok wanita berambut panjang tengah tertunduk kaku dibawah cipratan air shower.

“Apa mungkin dia putrinya bu Alin?” fikirku membuyarkan rasa takutku sendiri.

Tanpa berfikir panjang lagi, aku segera beranjak pergi. Namun, baru beberapa langkah menuju tempat tidur, suara tangisan memaksaku untuk kembali.

“Kkenapa Mbak? Mmbak ggak kenapa-napakan?” tanyaku sedikit gugup.

Dia tak kunjung menjawab pertanyaanku, malah tangisannya semakin menjadi.

“Hiks……hiks…… tolong aku hikksss….”

Suara tangisan itu menggema mendominasi kamarku. Aku benar-benar panik. Sekuat tenaga kucoba rubuhkan pintu berbahan plastik itu, dan hasilnya nihil. Tangisannya pelan-pelan meredup. Kulihat kembali dari lubang kunci, dan betapa kagetnya aku saat kulihat tubuh wanita misterius itu kini tak utuh lagi. Berdiri lesu sesosok tubuh tanpa kepala, lehernya dipenuhi daging yang berantakan. Dan cipratan darah segar menodai dinding-dinding toilet.

Tubuhku benar-benar terasa bergetar dan tak bisa mengatakan apa-apa. Saat ku alihkan mataku kearah lantai toilet, tergeletak sebuah kepala berambut panjang bersama sebilah gergaji di sampingnya. Aku semakin berguncang hebat, entah apa yang aku fikirkan saat itu. Rasanya aku ingin berlari ke kamar penghuni lain untuk meminta bantuan. Tapi aku sama sekali tak bisa bergerak, piyamaku terjepit engsel pintu.

“Haaaaaaaaa…… tolong!!!!!” aku berteriak sekencang-kencangnya. Dengan tergesa-gesa kugigit piyamaku. Dan Seeeeeetttt, bagian belakang piyamaku berhasil robek. Aku berlari sekencang-kencangnya memburu pintu keluar kamar.

Creek….creeeek…..

“Arrggght….. kenapa gak bisa dibuka? Aku semakin panik.

Segera ku ambil posisi kuda-kuda dan... Bruuukkkk…… tendanganku merobohkan sebilah pintu yang terbuat dari kayu.

Nafasku terasa sesak mencium bau anyir darah yang menusuk ke paru-paru. Tapi aku semakin menggila dan ketakutan saat kulihat pemandangan aneh dari balik pintu kamarku.

“Ttttoilet???” tanyaku bingung. Ternyata toilet yang sama, hanya saja yang membedakan tinggal kepala yang tergeletak dilantai.

Kepala berambut panjang itu pelan-pelan menoleh dan menyeringai kepadaku.

“Hyaaaaa…..!"
***

Creeeekkkkk

Seseorang membuka pintu kamarku, dia mnyeringai hangat dan mendekatiku.

“Rupanya kamu demam ya May?” sahut Bu Alina sambil menempelkan punduk tangannya di keningku.

“Syukurlah ternyata cuma mimpi,” bisiku pelan.



Sumber : http://m-wali.blogspot.com/2012/07/cara-membuat-komentar-facebook-di-blog.html#ixzz25JVfr06E
»»  Baca Selengkapnya » ...

Rabu, 10 Juli 2013

MENINGGAL SETELAH BERTEMU HANTU DI HOTEL ANGKER

 
Pada akhir bulan Februari lalu, (aga ketinggalan bbrapa bulan sih tpi ne buat kalian yg belum pernah mendengar infonya ) ada berita mengejutkan dari sebuah hotel di California. Tubuh seorang gadis bernama Elisa Lam, 21 tahun ditemukan dalam tangki air minum hotel. Yang membuat geger, Hotel Cecil tempat gadis tersebut menginap memiliki reputasi horor dan pembunuhan. Rekaman kamera CCTV menunjukkan bahwa Elisa tampak aneh saat berada dalam lift pada malam hari sebelum dia menghilang. Sampai akhirnya seorang pekerja hotel menemukan tubuh Elisa di dalam tangki air hotel.

Agak janggal menerima kenyataan bahwa selama 19 hari, tamu hotel mandi, sikat gigi, minum dan makan dengan air yang sudah terkontaminasi jenazah manusia. Kematian Elisa menyisakan pertanyaan besar. Dia menginap seorang diri di hotel saat liburan. Tidak ada hal ganjil selama dia menginap, dia juga tidak bertemu dengan siapapun. Tetapi sebuah rekaman CCTV memperlihatkan bahwa Elisa tampak aneh saat naik lift, semalam sebelum dia menghilang.
Awalnya, Elisa tampak biasa menekan tombol lift, sendirian. Kemudian dia keluar dari lift dengan gerakan aneh. Dia seperti melihat sesuatu, menghindari entah apa dan melakukan gerakan aneh lalu tampak berlari. Tidak ada kabar lain tentang Elisa hingga dia ditemukan meninggal dalam tangki air yang digunakan Hotel Cecil sebagai tangki air minum. Belum jelas apakah kasus ini merupakan pembunuhan, terpeleset, atau hal gaib lain.

Sejarah Buruk Hotel Untuk Tempat Pembunuhan

Kasus yang menimpa Elisa membuka kembali kisah lama Hotel Cecil. Hotel tua tersebut dibangun tahun 1920, sudah cukup tua. Kematian Elisa menyeret beberapa asumsi bahwa gadis itu bertemu dengan hantu atau arwah penasaran yang pernah menjadi korban pembunuhan di hotel tersebut.

Suasana saat polisi mengangkat mayat Elisa (c) Reuters

Untuk Anda ketahui, dilansir guardian.co.uk, Hotel Cecil menjadi tempat pembunuhan berantai. Beberapa tahun lalu, terjadi pembunuhan berantai yang dilakukan Richard Ramirez atau dikenal sebagai Nightstalker yang membunuh 14 orang, juga Jack Unterweger yang melakukan pembunuhan pada wanita tuna susila. Sementara berdasarkan berita di theghostdiaries.com, pada tahun 1962, terjadi kasus bunuh diri oleh Pauline Otten yang melompat dari jendela, termasuk beberapa kasus pemerkosaan terjadi di Hotel Cecil.

Tidak heran jika kematian Elisa dikaitkan dengan hal-hal gaib, karena Hotel Cecil menyimpan beberapa cerita kelam. Ada yang berasumsi bahwa kematian Elisa terkait arwah-arwah penasaran yang meninggal di hotel tersebut. Ditambah lagi, belum ada pemberitaan lanjupercaya g percaya gays, tapi coba liat deh videonya di link ini http://www.youtube.com/watch?v=3TjVBpyTeZM di jamin serem banget deh.

naahhh gays nanti klu mo nginep usahain cari tau dulu y info tentang hotel yang bakalan kalian inap, jgn sampai kejadian aneh kena kalian :)
Sumber : http://m-wali.blogspot.com/2012/07/cara-membuat-komentar-facebook-di-blog.html#ixzz25JVfr06E
»»  Baca Selengkapnya » ...

Urband Legend Surabaya ( Rumah Hantu Darmo )

Foto: Urband Legend Surabaya ( Rumah Hantu Darmo ) 

Oleh : Dee Saropah 

*****
Warga Surabaya khususnya, pasti tau dengan kisah seram tentang Rumah Hantu Darmo atau sering disebut RHD, Rumah megah dengan arsitektur seni bernilai tinggi. Hanya saja entah karena sesuatu hal, rumah megah itu nampak belum terselesaikan bangunannya. Jika siang hari, rumah itu terlihat megah tapi tak terurus. Pondasi dan temboknya di penuhi lumut bahkan coretan-coretan bekas ulah manusia-manusia usil. Terkesan ada aura mistis meski siang bolong. Berbagai versi kisah mistis mengiringi keberadaan rumah yang terletak di perumahan elite Darmo di kawasan Surabaya Barat tepatnya di Jalan Raya Puncak Permai. RHD semakin mencuat ketika salah satu stasiun televisi menayangkan keangkerannya. Menurut cerita, rumah itu dulunya bekas pembantaian. Korbannya 1 keluarga dan beberapa orang pembantu mereka yang masih muda. 

Cerita RHD memang tak dahsyat cerita Rumah Kentang atau Rumah Pondok Indah, tapi bagi masyarakat Surabaya, RHD cukup terkenal. Karena penasaran, aku dan 2 orang temanku yang memang kebetulan bernyali gede dan mempunyai kelebihan indra keenam mencoba mampir ke RHD sore hari. Jarak 100m dari bangunan, pemandangan mistis sudah menyambut kami. Ada mata-mata dunia lain yang terus memperhatikan kami. Termasuk sesosok perempuan yang berdiri di antara tiang-tiang penyangga bangunan. Jarak sekian detik sosok itu menghilang. Indra ke enam yang aku miliki memang tak setajam ke dua temanku, tapi aku masih bisa merasakan dan melihat makhluk-makhluk jenis apa yang ada di sekitaran rumah itu. Hanya aku yang cewe, sedangkan 2 temanku Rio dan Venus adalah cowo. Sore menjelang malam ketika kami masih asyik berkeliaran di halaman RHD sambil berfoto ria. Rumput yang tumbuh tinggi dan pohon-pohon kecil menambah kesan angker yang di timbulkan ketika malam menjelang. Rasa takut tetap aja muncul di hatiku. apalagi ketika sinar angkuh sang surya sudah benar-benar menghilang tergantikan cahaya lembut sang rembulan. 

Tepat pukul 7 malam, kami memutuskan untuk meninggalkan RHD. Entah apa yang di lihat kedua temanku sama dengan yang aku lihat. Yang pasti saat itu aku melihat 2 bocah berlarian dan bersenda gurau di dalam bangunan. Sebelumnya 2 bocah dunia lain itu melihat kami dengan pandangan kurang senang, tapi karena memang niat kami datang ke rumah itu bukan dengan niat seperti berburu nomor togel atau apapun yang menentang akidah agama, makhluk-makhluk ghaib itu berubah cuek seperti keadaan sebelum kami menginjakan kaki di halaman RHD. Konon HRD sering juga kedatangan tamu yang tau tentang supranatural. Tempat itu oleh masyarakat setempat di jadikan ajang wisata spiritual. Mereka-mereka yang bernyali gede dan pemberani, akan datang ke tempat itu pada malam-malam tertentu. Tidak sedikit yang kesurupan karena bertujuan mengganggu dan mencoba mengusik keberadaan mereka. 

Kejadian aneh memang tak kami rasakan ketika berada di rumah itu. Namun ketika aku sudah berada jauh dan pulang ke kos, hal aneh pun muncul. Tepat pukul 10 malam, aku merebahkan diri di ranjang. Menghilangkan capek dan penat. Cuci kaki dahulu sebelum akhirnya menghadap cermin untuk membersihkan wajah. Tapi ada yang aneh ketika aku menghadapkan muka ke cermin. Sekelebat bayangan melintas tepat di belakangku. Sepertinya seorang perempuan, terlihat dari geraian rambutnya yang samar-samar sempat tertangkap mata batinku (ketika berkelebat, posisi makhluk itu membelakangiku tak mau menghadap cermin). Tapi anehnya indra keenam yang aku miliki tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Entah melemah atau karena memang yang mengikutiku bukan makhluk ghaib biasa. Tak ada ketakutan yang berarti karena menurutku hal-hal seperti itu memang sudah biasa aku alami sehari-harinya. Hingga aku beranjak tidur, keanehan berlanjut. Ranjangku sempat bergetar tapi bukan ‘bergetar’ yang sesungguhnya. Dalam artian seperti ada sosok lain yang ikut merebahkan diri di kasurku dan menimbulkan goncangan kecil seperti halnya ketika aku menghempaskan tubuhku di dipan ranjang. Berulangkali aku mencoba melihat dengan indra keenamku tentang sosok berupa apa yang sedang mengikutiku, tetap saja aku gagal melakukannya. Jarak beberapa detik kemudian aku merasakan ada yang menjalar di jempol kakiku. Kaki dan badanku terasa berat. Aku berfikir cepat bahwa makhluk dari dunia lain itu berusaha merasuki jiwaku. Benar saja, beberapa saat kemudian aku sudah tak ingat apa-apa lagi. Hingga pagi menjelang dan aku melihat bunda menangis di sampingku yang masih terkulai lemas. Bau bawang hingga minyak kayu putih tercium tajam. Hadir juga Rio dan Venus serta beberapa orang yang  aku anggap sesepuh/paranormal. Dari cerita mereka, aku baru tau bahwa salah satu penghuni RHD ikut aku pulang dan merasukiku. Tanpa sengaja aku melakukan kesalahan kasat mata dengan menginjak wilayah salah satu dari makhluk-makhluk tersebut. Dan saat itu Rio dan Venus juga tau, tapi agaknya mereka sengaja membiarkannya. Tak ayal, sampai kos aku pun kesurupan. Konon ada aturan, jika berkunjung ke RHD dilarang dalam jumlah ganjil atau di haruskan genap. Wallahuallam …. 

 Warga Surabaya khususnya, pasti tau dengan kisah seram tentang Rumah Hantu Darmo atau sering disebut RHD, Rumah megah dengan arsitektur seni bernilai tinggi. Hanya saja entah karena sesuatu hal, rumah megah itu nampak belum terselesaikan bangunannya. Jika siang hari, rumah itu terlihat megah tapi tak terurus. Pondasi dan temboknya di penuhi lumut bahkan coretan-coretan bekas ulah manusia-manusia usil. Terkesan ada aura mistis meski siang bolong. Berbagai versi kisah mistis mengiringi keberadaan rumah yang terletak di perumahan elite Darmo di kawasan Surabaya Barat tepatnya di Jalan Raya Puncak Permai. RHD semakin mencuat ketika salah satu stasiun televisi menayangkan keangkerannya. Menurut cerita, rumah itu dulunya bekas pembantaian. Korbannya 1 keluarga dan beberapa orang pembantu mereka yang masih muda.

Cerita RHD memang tak dahsyat cerita Rumah Kentang atau Rumah Pondok Indah, tapi bagi masyarakat Surabaya, RHD cukup terkenal. Karena penasaran, aku dan 2 orang temanku yang memang kebetulan bernyali gede dan mempunyai kelebihan indra keenam mencoba mampir ke RHD sore hari. Jarak 100m dari bangunan, pemandangan mistis sudah menyambut kami. Ada mata-mata dunia lain yang terus memperhatikan kami. Termasuk sesosok perempuan yang berdiri di antara tiang-tiang penyangga bangunan. Jarak sekian detik sosok itu menghilang. Indra ke enam yang aku miliki memang tak setajam ke dua temanku, tapi aku masih bisa merasakan dan melihat makhluk-makhluk jenis apa yang ada di sekitaran rumah itu. Hanya aku yang cewe, sedangkan 2 temanku Rio dan Venus adalah cowo. Sore menjelang malam ketika kami masih asyik berkeliaran di halaman RHD sambil berfoto ria. Rumput yang tumbuh tinggi dan pohon-pohon kecil menambah kesan angker yang di timbulkan ketika malam menjelang. Rasa takut tetap aja muncul di hatiku. apalagi ketika sinar angkuh sang surya sudah benar-benar menghilang tergantikan cahaya lembut sang rembulan.

Tepat pukul 7 malam, kami memutuskan untuk meninggalkan RHD. Entah apa yang di lihat kedua temanku sama dengan yang aku lihat. Yang pasti saat itu aku melihat 2 bocah berlarian dan bersenda gurau di dalam bangunan. Sebelumnya 2 bocah dunia lain itu melihat kami dengan pandangan kurang senang, tapi karena memang niat kami datang ke rumah itu bukan dengan niat seperti berburu nomor togel atau apapun yang menentang akidah agama, makhluk-makhluk ghaib itu berubah cuek seperti keadaan sebelum kami menginjakan kaki di halaman RHD. Konon HRD sering juga kedatangan tamu yang tau tentang supranatural. Tempat itu oleh masyarakat setempat di jadikan ajang wisata spiritual. Mereka-mereka yang bernyali gede dan pemberani, akan datang ke tempat itu pada malam-malam tertentu. Tidak sedikit yang kesurupan karena bertujuan mengganggu dan mencoba mengusik keberadaan mereka.

Kejadian aneh memang tak kami rasakan ketika berada di rumah itu. Namun ketika aku sudah berada jauh dan pulang ke kos, hal aneh pun muncul. Tepat pukul 10 malam, aku merebahkan diri di ranjang. Menghilangkan capek dan penat. Cuci kaki dahulu sebelum akhirnya menghadap cermin untuk membersihkan wajah. Tapi ada yang aneh ketika aku menghadapkan muka ke cermin. Sekelebat bayangan melintas tepat di belakangku. Sepertinya seorang perempuan, terlihat dari geraian rambutnya yang samar-samar sempat tertangkap mata batinku (ketika berkelebat, posisi makhluk itu membelakangiku tak mau menghadap cermin). Tapi anehnya indra keenam yang aku miliki tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Entah melemah atau karena memang yang mengikutiku bukan makhluk ghaib biasa. Tak ada ketakutan yang berarti karena menurutku hal-hal seperti itu memang sudah biasa aku alami sehari-harinya. Hingga aku beranjak tidur, keanehan berlanjut. Ranjangku sempat bergetar tapi bukan ‘bergetar’ yang sesungguhnya. Dalam artian seperti ada sosok lain yang ikut merebahkan diri di kasurku dan menimbulkan goncangan kecil seperti halnya ketika aku menghempaskan tubuhku di dipan ranjang. Berulangkali aku mencoba melihat dengan indra keenamku tentang sosok berupa apa yang sedang mengikutiku, tetap saja aku gagal melakukannya. Jarak beberapa detik kemudian aku merasakan ada yang menjalar di jempol kakiku. Kaki dan badanku terasa berat. Aku berfikir cepat bahwa makhluk dari dunia lain itu berusaha merasuki jiwaku. Benar saja, beberapa saat kemudian aku sudah tak ingat apa-apa lagi. Hingga pagi menjelang dan aku melihat bunda menangis di sampingku yang masih terkulai lemas. Bau bawang hingga minyak kayu putih tercium tajam. Hadir juga Rio dan Venus serta beberapa orang yang aku anggap sesepuh/paranormal. Dari cerita mereka, aku baru tau bahwa salah satu penghuni RHD ikut aku pulang dan merasukiku. Tanpa sengaja aku melakukan kesalahan kasat mata dengan menginjak wilayah salah satu dari makhluk-makhluk tersebut. Dan saat itu Rio dan Venus juga tau, tapi agaknya mereka sengaja membiarkannya. Tak ayal, sampai kos aku pun kesurupan. Konon ada aturan, jika berkunjung ke RHD dilarang dalam jumlah ganjil atau di haruskan genap. Wallahuallam ….
Sumber : http://m-wali.blogspot.com/2012/07/cara-membuat-komentar-facebook-di-blog.html#ixzz25JVfr06E
»»  Baca Selengkapnya » ...

10 Tanda Kehadiran Makhluk Gaib di Sekitar Kita

Nah, ternyata ada tanda-tanda yang menunjukkan kehadiran makhluk halus, walaupun Anda tak dapat melihatnya. Apa sajakah tanda itu?

Tanda 1:

Tiba-tiba ada angin yang lewat dan semilir, padahal Anda tahu benar ruangan tersebut tak memiliki akses keluar masuk angin. Tak berapa lama, tengkuk atau bagian tubuh lain jadi merinding.

Tanda 2:

Aroma wewangian bunga, menyan, hio yang dibakar, ubi-ubian bakar, atau bau tak sedap (apek) yang menunjukkan ada makhluk sedang lewat atau berdiam di tempat tersebut.

Tanda 3:

Bila aromanya seperti amis darah, konon ada Sundel Bolong yang sedang lewat.

Tanda 4:

Lolongan anjing di malam hari, menunjukkan ada makhluk halus yang sedang lewat. Dan apabila lolongan tersebut ternyata berada di tempat yang agak jauh, artinya si anjing itu yang telah melihatnya.

Tanda 5:

Apabila ada aroma menyengat seperti bekas pembakaran, artinya ada hantu yang tubuhnya sudah rusak tak sempurna. Biasanya ia mati akibat luka bakar.

Tanda 6:

Tiba-tiba benda yang diam bergerak sendiri, padahal tidak diangkat, dan tidak ada gempa. Biasanya hantu yang usil senang memainkan barang-barang dan mengganggu manusia yang ada di tempat tertentu.

Tanda 7:

Masuk ke sebuah ruangan, Anda merasakan ruangan itu terkesan suram dan lusuh. Ruangan ini seringkali dijadikan tempat yang ditunggu oleh makhluk halus.

Tanda 8:

Terkadang ada aroma tembakau yang kering dan siap dilinting pada kertas. Dan bau itu muncul di tengah-tengah ruangan yang tak ada akses tembakau apapun, tandanya ada hantu orang yang sangat sepuh (tua) sedang melintas di sana.

Tanda 9:

Saat lewat di persimpangan jalan atau di pekuburan tiba-tiba motor atau mobil yang Anda bawa terasa berat. Jangan berteriak dan berhenti. Santai saja, dan terus berjalan sampai melewati jembatan atau pekuburan selanjutnya. Biasanya, ada kuntilanak yang numpang di kendaraan Anda.

Tanda 10:

Saat ada kupu-kupu datang dan masuk ke dalam rumah serta hinggap pada anak kecil, konon saat itu arwah nenek moyang/kakek/nenek sedang datang berkunjung dan kangen anggota keluarganya.
Sumber : http://m-wali.blogspot.com/2012/07/cara-membuat-komentar-facebook-di-blog.html#ixzz25JVfr06E
»»  Baca Selengkapnya » ...

RUMAH BERHANTU

Desember 2004, ini adalah tahun terburuk dalam kehidupanku. Rumah yang sudah bertahun-tahun kami huni harus kami tinggalkan untuk biaya pengobatan ayahku. Akhirnya kami pindah ke sebuah rumah kontrakan yang sederhana.

Seram…sunyi dan membuat bulu kudukku berdiri ketika pertama kali aku melihat…

rumah itu.apalagi ditambah pohon lengkeng yang lebat menambah angkernya rumah itu. “Hah…malam kali ya belum dipasang lampu.”, begitu kataku dalam hati. Apalagi ketika aku memasuki rumah, “rumah yang sangat seram”, dan aku merasakan sangat tidak nyaman ketika berada disana. “Ayo ma kita pulang, besok baru kita kesini lagi” kataku. Ketika aku akan mengunci pintu rumah, aku merasa seperti ada seseorang yang mengawasiku. Ku rasakan bulu tangan ku berdiri semua, seperti ada seseorang yang menyentuh tanganku dingiiin sekali, lama aku memandang rumah itu sebelum aku pulang,. “ma kenapa sih harus rumah yang itu?! Apa ga ada lagi rumah yang lebih bagus?” kataku menggerutu. “Gimana lagi rumah nya sudah dibayar lunas, barang-barang juga sudah dipindahkan” kata mamaku. “iya tapi rumah itu ngeri!!!” kataku dengan setengah berteriak.”udah udah gak usah ribut, beresin aja baju kamu sana!!” kata mamaku.

Ya, kami memang menumpang tinggal sementara di rumah tanteku sebelum kami mendapat kontrakan. Siang itu akhirnya kami semua pindah ke rumah kontrakan kami yang baru, bau apek yang sangat menyengat seperti rumah yang sudah bertahun-tahun tidak berpenghuni. “ih… bau, bau apa sih ini?” “iya bau!!!” kata adik-adikku. Aku cuma bisa terdiam “yah mau apa lagi, kami memang harus tinggal disini”, batinku.

Satu bulan sudah aku disini. Tapi rasa takut ku belum juga hilang, seolah ada yang terus mengawasiku di rumah ini. Tapi aku tudak tahu itu siapa, aku hanya bisa merasakan tanpa bisa melihatnya. “Ty…ty…”, kata papa ku memanggilku. “Tolong pijitin papa”, katanya lagi. Kemudian aku terbangun, ketika itu waktu menunjukkan pukul satu. Ya papa ku memang sudah lama sakit, dan hampir setiap malam kami anak-anaknya bergantian untuk memijit papa. Dan hari ini adalah giliranku untuk memijitnya, waktu menunjukkan pukul 2 ketika aku baru saja selesai memijit papaku.

Aku kembali ke kamar untuk tidur, ketika aku berjalan ke kamar. Aku merasa seseorang mengikutiku dari belakang. Kupalingkan wajahku kebelakang, tapi tidak ada siapa-siapa. Cepat-cepat aku berlari ke kamar, kunyalakan lampu kamarku. Tapi tiba-tiba “tuk!!!”, lampu di kamarku putus dan tidak bisa menyala. Jantungku semakin berdetak kencang, keringat dingin mengalir di dahiku dan aku merasa tiupan angin meniup telingaku. Cepat-cepat aku memejamkan mata, aku ingin hari segera pagi.

“Krek…krekkk…”, jantungku semakin bertedetak lebih kencang, aku merasa ada seseorang yang merangkak naik ke atas kasurku. Aku takut, tapi aku merasa penasaran. Aku lalu membuka mataku perlahan, tapi….tapi…!!!. Aku tercengang tak percaya dengan apa yang kulihat. Aku ingin berteriak dan berlari, tapi lidah dan kakiku terasa kaku dan tidak bisa bergerak. Sesosok wanita berambut panjang berbaju putih berjalan menggeret kakinya. Kuku-kuku yang panjang dan hitam menyentuh kakiku, tangan itu dingiiiiinnn sekaliiii…!!!, dan merangkak naik ke atas kasurku. Aku hanya bisa memejamkan mata dan membaca ayat-ayat yang kutahu dalam hati. Pikiran ku kosong, hanya ayat-ayat alqur’an yang mengisi kepalaku. Perlahan aku merasakan sentuhan tangan itu menjauh dari ku. Aku lalu membuka mata dengan perlahan, dan aku tidak bisa memejamkan mata sampai adzan subuh berkomandang.
Sumber : http://m-wali.blogspot.com/2012/07/cara-membuat-komentar-facebook-di-blog.html#ixzz25JVfr06E
»»  Baca Selengkapnya » ...

PENGHUNI GUDANG TUA PART 2

“Jangan bercanda ah, gak lucu tau gak…?!” sahut Defri, “Tapi gue gak bisa jalan…” balas Fanes. Mereka menoleh ke belakang bersamaan, mulutnya telah siap untuk berteriak, sampai… “Oh, ternyata ke injek sendiri… Sorry sorry, say… gue gak tau…” kata Fanes, nyengir. “Tuh kan… Talinya malah lo injek ndiri… Makanya kalo jalan tuh lihat-lihat donk !” ucap Defri. Tiba-tiba… sekelebat bayangan hitam muncul dihadapan mereka, mereka berteriak kencang. “Aaaaaaa !!! Setaaaan !!” Lalu keduanya berlari, menuju gerbang.
“Lo denger ada teriakan gak tadi…?” tanya Gladies, yang sedang mengamati dinding-dinding disampingnya. “Halah, perasaan lo aja… Lupain…” kata Razta. Tiba-tiba, Gladies mendengar suara kemresek pelan di suatu pintu disampingnya. “Ta, dengerin deh…” katanya, menyuruh Razta menghampiri.
“Apa ?” Razta juga mendengar suara itu, “Cuma angin… gak usah dipikirin…” jawabnya, wajahnya terlihat gelisah. “Ta, nih kan udah tengah malem… Biasanya kalo udah tengah malem… setan-setan pada keluar… Gue takut niih…” ujar Gladies, matanya berkaca-kaca.
“Udahlah… Lagian nih kan jam 12 lebih… Bukan tengah malem lagi…” jawab Razta, dia merasa ada yang lewat dibelakangnya, dia langsung menoleh. Hawanya terasa dingin. “Kok jadi dingin ya, Dies…?” katanya. “Ya iyalah… malem ini…” jawab Gladies. “Perasaan gue gak enak, Dies…” ucap Razta. “Jangan bercanda ah…!” Gladies menyahut. “Kayaknya ada sesuatu di belakang gue…” gumam Razta, berkeringat. Perlahan, Gladies memberanikan diri menoleh ke belakang. Jantungnya berdetak kencang saat sesosok bertubuh tinggi besar hitam berdiri membelakangi dia dan Razta. Gladies menatap Razta. “Ada apa ?” tanya Razta pelan.
“Gue nyerah, Ta… Kita balik yuuuk…” Gladies menggumam. Dan mereka menoleh ke belakang bersama. “Berarti kita kalah donk…” Razta bergumam. “Permisi, nggeh… amit-amiit…” ucap Razta pelan sambil membungkuk di belakang sosok itu, disusul oleh Gladies, berjalan cepat kembali ke pintu gerbang. “Serem juga ya punggung setan… gedhe…” gerutu Razta, mengelap keringatnya. Ketika akan keluar, Gladies melihat ada yang melambai ke arahnya, dia menoleh. “Hiiii….” katanya, memandang takut dan jijik sosok perempuan berbaju putih dipojok ruangan, wajahnya hancur ! “Ta, kalo jalan kapan nyampenya ? Lari aja deeh…” bisik Gladies, yang langsung berlari, “eh, tunggu…!” sahut Razta, ikutan berlari.
. . .
“Barang-barang disini antik juga… dulunya tempat apa sih ini ?” tanya Melly pada Aldi yang sedang berdiri disampingnya. “M… dulunya sih, ini gedung kantoran… terus bangkrut, jadi pabrik gitu deh… Abiz itu, kalo gak salah sih ada kebakaran disini…” Aldi menjelaskan.
“Ehm, kebakaran ? Kok barangnya masih ada yang bagus ? Kok gak hangus ??” tanya Melly penasaran. “Tauk deh… ada yang bersihin kali…” jawab Aldi seenaknya.
“Ngarang lo !!” Tiba-tiba, Aldi merasa ada yang menepuk punggungnya. Dia langsung menoleh… kosong.
Baim berhadapan dengan sebuah pintu, anehnya, sesaat dalam pintu itu selalu mengeluarkan suara. Baim mengumpulkan keberanian, dan mendekat. Telinganya mendengarkan dengan seksama. Bulu kuduknya berdiri. Bayangan putih lewat disampingnya. Dia menoleh, tak ada. Kemudian dia mencoba membuka pintu itu. … Tak lama kemudian, pintunya terbuka, dia merasakan hawa dingin berhembus dari dalam ruangan. Baim semakin masuk ke dalam, semakin dalam. Dia berpapasan dengan seorang anak kecil, duduk sendiri membelakanginya di ujung ruangan. Perlahan Baim mendekati, hingga… anak itu menoleh, mulutnya mengeluarkan banyak darah. Baim terdorong mundur, dan dia berteriak, berlari menjauh.
“Ini jam berapa, Di ?” tanya Melly. “01.20…” jawab Aldi. Mereka mendengar teriakan, dan langsung menoleh. Dilihatnya Baim yang berlari menghampiri mereka. “Kenapa, Im ?” tanya Aldi, “setaan…” jawab Baim, berkeringat. “Ah, Di… Mel… Lebih baik kita keluar… Di belakang lo… Itu, ada… set, set, set… an….” Kata Baim, menunjuk sesosok pocong dibelakang Aldi dan Melly. Mereka menoleh, “Di… Gue takut…” gerutu Melly. Aldi langsung menggenggam tangannya. “Aaaaaaaa !!!” mereka berteriak dan berlari, keluar dari gedung itu.

Siang hari, di tempat kos Aldi. “Ternyata, gak ada ya yang bisa tahan disana ampe 2 jam…” ucap Aldi, melamun diatas kursi dekat jendela. “Yang adain aja gak bisa…!” sahut Fanes, “ah, udahlah… yang penting kan kita masih selamat…” lanjut Gladies, sambil meneguk minumannya.
“Gila aja…! Gue disana lihat bayangan item, gedhe… didepan gue lagi…” kata Defri, “nah, gue lihat sosok gedhe, item, tinggi pula… nyeremin deh…” tambah Razta, “bukan cuma itu, kita juga lihat perempuan pake baju putih, wajahnya nyeremin…” Gladies menambahi.
“Mending ! Nah gue, udah ketemu tuyul, terus pocong pula !! Mrinding gue…” kata Baim, tak kalah seru. “Ngapain sih lo, Mel ? Daritadi diem mulu…” tanya Fanes yang melihat Melly sedari tadi memandang hpnya.
“M… sini deh, kalian lihat…” kata Melly, semua mendekatinya. “Pas gue, Fanes ma Gladies foto, tuh kan cuma bertiga… kalian lihat deh, dibelakang Gladies ada apanya…” Melly menjelaskan, Gladies dan Fanes merebut hpnya dan melihat foto itu. Jantung mereka berdetak kencang.
“Kayak… kuntilanak…” ucap Gladies pelan. “Masa sih ?” tanya Razta penasaran, lalu mereka memberikan hpnya. “Wah, iya niih… kayak mak kunti…” lanjut Defri.
“Mana sih… Lihat…!” ucap Aldi dan Baim, lalu… “Weew… beneran…! Mending hapus aja deh… dari pada kebayang terus… hapus gih…” kata Baim, memberikan hp itu pada Melly. Melly segera menghapusnya, tapi… “Duuh, kok eror ? Gak bisa dihapus… Eh, bentar-” ucapnya tertahan. Kemudian dia menghapus foto yang lain, bisa. Lalu kembali menghapus foto yang tadi, tapi tak bisa. “Gak bisa dihapus nih… gimana donk ? yang lainnya aja bisa dihapus kok…” gumamnya, sedikit ketakutan. “Eh, tunggu… kok ada foto yang lain… sumpeh, gue gak ngerasa punya foto ini…” lanjutnya.
“Foto apaan sih ?” tanya Aldi penasaran.
“Ini… set,setan…” jawab Melly pelan. “Serius lo ?” ucap Defri. Mereka berpandangan, jantung mereka berdetak kencang. Hawa dingin terasa di kamar itu. “jangan-janagn kita di terror…” Razta asal ceplos. “Gimana nih ? gue takut…” balas Fanes. “Gue kan udah bilang ! Kita tuh gak usah foto segala… Gini deh jadinya…!” bantah Melly pada Gladies. “Eh, jelas-jelas lo gak ngomong gitu ya !! Lo cuma ngomong, jangan foto bertiga ! Gak usah lebai deh…” Gladies membalas, tak kalah keras suaranya.
“Hey, udahlah !! Gak ada gunanya berantem !” Baim menengahi.
“Terus gimana ?” tanya Razta.
“Ini semua gara-gara lo, Di…! Lo kan yang punya ide gila buat di gedung itu…?!” Defri marah.
“Heh, lagian kan gue udah bilang waktu itu, kalo gak ikut juga gak apa-apa… Gak ada yang maksa !! Ya salah lo ndiri…!” Aldi membalas.
“Heh, udahlah !! Harus ya berantem terus ?!” Baim kembali menengahi. “Kalo emang bener di terror, sekarang gimana caranya kita lolos dari terror ini…?” lanjutnya. Ketika Melly akan mengambil minum di meja, tiba-tiba dia melihat sosok putih melewatinya, bulu kuduknya langsung berdiri, dia memejamkan matanya sejenak. “Kenapa, Mel ?” tanya Aldi. “Gak… gak… gak apa-apa…” jawabnya parau, lalu duduk disamping Aldi.
“Apa kita harus kesana lagi, buat minta izin ma penghuni-penghuninya… Waktu itu kan kita asal masuk aja…” ucap Razta. “Minta izin gimana ? Emang lo bisa ngomong ma setan ?” Aldi bertanya. “Minta bantuan dukun aja…” Defri memberi usul.
“Lo percaya dukun…?” tanya Gladies, “gak ada salahnya kan…” lanjut Defri. “Dukun ? M… gue ada sih kenalan dukun gitu…” Baim menambahi.
. . .

“Gini lho mbah… kita itu kan kemarin malam masuk ke gedung tua dipojok jalan sana… Dan hari ini kita merasa kayak di terror, mbah… sama penghuni-penghuninya… gimana ?” Baim bertanya pada dukun itu, saat ini mereka berada dirumah sang dukun.
Sumber : http://m-wali.blogspot.com/2012/07/cara-membuat-komentar-facebook-di-blog.html#ixzz25JVfr06E
»»  Baca Selengkapnya » ...

Selasa, 09 Juli 2013

PENGHUNI GUDANG TUA PART 1

“Aaaaa !!!” Melly dan kebanyakan penonton bioskop lainnya berteriak ketakutan saat sang hantu muncul. “Takut ya, beb?” tanya Aldi, cowok Melly, sambil menggenggap tangannya. “Ya iyalah, masa ya iya donk… lo tau gue tadi teriak…” jawab Melly, masih serius menonton. “Hmm… Katanya suka horror… Tau gini, napa tadi milih yang horror ?” ujar Aldi.
“Keberatan ?” tanya Melly, sinis.
“Nggaaak…” “Kok sewot ?!” lanjut Melly.
“Halah… gitu aja ngambek…!” sahut Aldi. “Ssst…! Kalian tuh berisik aja…! Dieeem…” kata Razta pada Melly dan Aldi. “Berantem ya ?” tanya Gladies, asal nyambung. “Tauk… Iya kaliii… Hey, udahlah…” ujar Razta.
“Maaf deh, Mel… jangan marah ya…” ucap Aldi. Melly tak menjawab.
. . .
“Kalian gak pada pesen?” tanya Aldi pada teman-temannya. “m… kita nitip aja deh… ya ?” sahut Defri yang sedari tadi diam dengan Fanes. “Kita juga…” lanjut Razta, sambil menunjuk ke arahnya dan Gladies, sang pacar. “Hhh, oke-oke… gue pesenin… Mel, lo mau pesen apa ?” tanya Aldi pada Melly yang terlihat kesel.
“Seteraaah…” jawabnya lesu. “Oh, ya udah… bentar ya…” kata Aldi.
“Lo marahan ya ma Aldi ?” tanya Fanes, setelah yakin bahwa Aldi telah pergi.
“Tauk ah…!”
“Iya, marah ntuh… Kenapa sih, Mel ?” Gladies nyambung.
“Gak apa…” jawab Melly.
“Mel… lo kenapa sih? ketawa donk… jalan-jalan ini kan yang ngadain lo…” ucap Razta. Melly tersenyum kecil. Lalu… “Nih… pesenannya… Ini pesenan lo tuan putri…” kata Aldi pada Melly. “Dimakan ya…” Melly tersenyum simple. “Di, jadi kan kita ke kos-kosan lo ?” tanya Defri.
“Ya, up to you…” jawab Aldi, “Ah, jadi-jadi…!” sahut Razta.
“Cewek-cewek mau dikemanain ntar ?” ujar Defri, sambil mengelap keringatnya. Mereka berpandangan, “ikut aja gih… ya ? gak apa kok…” tambah Aldi. “Ya udah, sip deh…”
. . .
“Lo kenapa sih, cuma gara-gara film tadi aja, ngambek…” kata Aldi sambil menyetir mobilnya. Keempat temannya tertidur di belakang. Melly tak menjawab. “Mel… jawab donk… gak punya mulut ?!” tanya Aldi lagi, saking kesalnya.
Melly menatapnya sinis. “Lo kalo ngomong jangan asal ceplos ya !!” ucapnya.
“Makanya jawab… Masa gara-gara tadi jadi ngambek 100% ini…?” tanyanya.
“Abiz, lo nya gitu…” gumam Melly.
“Gitu kenapa ? Iya, gue tau, lo tuh suka horror… Tadi kan gue cuma bercanda…” jawab Aldi dengan santainya. “Jangan marah lagi ya…?” lanjutnya. Melly tersenyum. “Gitu donk… kan jadi tambah cantiik…” kata Aldi. Mereka berhenti di lampu merah. Aldi merasa ada orang di samping mobilnya, maka dia membuka jendela.
“Ssst… hey, ngapain disitu?” tanyanya pada orang itu, cowok. Dan orang itu menoleh, “Aldi… Eh, mending mobil lo mundur bentar deh… Mumpung sepi di belakang…” katanya, tak lain adalah teman se-kos Aldi, Baim. “Eh, lo Im… Emang kenapa ?” tanya Aldi. “Barang gue lo injek…!” gerutu Baim sambil menunjuk bawah mobil Aldi.
“Apaan sih ?” tanya Aldi penasaran. Melly celingak-celinguk.
“Duit ! 100rb…!” jawab Baim.
“Ya ampuun… Lagian lo, ngapain naruh duit dibawah situ…? Kurang kerjaan aja…” sahut Aldi, lalu memundurkan mobilnya sedikit. “Tadi duit gue jatuh… Nah… Daritadi kek…” lanjut Baim, mengambil uang itu, dan “Lo mau balik ke kos kan ? Gue numpang donk…!” tanyanya. “Hhh… ya udah… Di belakang ya… Sono” tambah Aldi. “Siip…” gumam Baim lalu membuka pintu mobil bagian belakang. “Siapa sih ?” tanya Melly kemudian, “Temen… sekamar kos… Baim namanya…” jawab Aldi lalu tersenyum. Sesampainya di tempat kos…
“Bentar, gue liat dulu ya… mother kos ada apa gak…” Aldi berbisik. Yang lain menunggu di mobil. Tak lama kemudian, “Yes ! Beliau lagi pergi…! Kalian bisa nginep disini… Yuuk…” kata Aldi, lalu yang lain ikut turun dari mobil. “Tempat kos lo lumayan gede ya…” gumam Razta. Mereka perlahan memasuki ruang tamu dan kemudian masuk ke kamar Aldi dan Baim.
“Huh, so… kita tidur dimana ?” tanya Gladies. “Kamar mandi…” jawab Aldi, “ya dikasurlah… Cewek-cewek tidur diatas… Biar kita dibawah… Oke ?” lanjut Aldi.

“Pelan-pelan ngomongnya… Ntar penghuni yang lain pada bangun…” bisik Baim.
Mereka kemudian menata barang-barangnya. Sesaat kemudian, “Nih, kacang… hehehe… Sorry, makanannya limit…” kata Baim, lalu duduk didekat jendela. “Oh, ya… kenalin nih… temen sekamar gue… Baim namanya…” ujar Aldi. Mereka tersenyum. Duduk bersama, melingkar, sambil melahap kacang. “Gila, tadi tuh film, lumayan nyeremin ya…? Baru kali ini, gue lihat film yang seserem itu…” kata Defri. “He’e… Bagus banget…! Jadi kepengen gue…” lanjut Razta. Melly memandangnya.
Kemudian, “Film horror ya…?” tanya Baim. Aldi, Fanes dan Gladies mengangguk.
“M… Kalian mau nerima tantangan ?” tanya Aldi, “Tantangan apa ?” Melly balik tanya.
“Jangan yang aneh-aneh…!” kata Gladies dan Fanes bersamaan. “Gini… Dideket sini… ada rumah gede, eh… gedung tua… udah lama sih gak kepake… Kata orang-orang, tuh gedung ada penunggunya-” ucap Aldi, dengan tampang serius. “Semua tempat ada penunggunya…” sahut Melly.
“Bentar beb… Kita semua taruhan,” lanjut Aldi. “Apa ?” tanya Razta. “Kita ke gedung itu… Yang bisa tahan di gedung itu 2 jam aja deh gak usah lama-lama, dia menang…” ucap Aldi. “Tuh kan yang aneh-aneh…” gumam Fanes. “Kalo gedung berhantu 10 menit aja udah KO…!” sahut Gladies. “Kalo gak ikut juga gak apa-apa… Tapi, hadiahnya… bagi para pecundang alias yang kalah, kudu nraktir yang menang selama 2 bulan !” tambah Aldi. “Traktir apa ?” tanya Defri. “Terserah…” “Gue boleh ikut, kan ?” Baim nyambung.
“Tentu… deal ?”
“Oke, deal…” ucap mereka bersamaan. “Lo ikut kan Mel? Sekalian nunjukkin kalo lo emang berani…” tanya Aldi. “Boleh…” jawab Melly dengan santainya.
. . .
Sehari kemudian… Tepat jam 11.45 malam, mereka telah berkumpul didepan gedung berhantu itu. “Yakin nih ?” tanya Gladies. Tak ada yang menganggapi. “Yuuk masuk…” ajak Aldi. “Eeiits, Melly… Fanes… Kita foto dulu yuuuk… Buat kenang-kenangan kalo kita ntar yang bakal menang… Melly, hp lo donk…” kata Gladies bersemangat.
“Tapi kan kalo anak cewek, gak boleh… foto bertiga…” ujar Melly.
“Halah… Cuma mitos…!” jawab Gladies.
“Tapi ntar yang tanggung lo, ya…” sahut Fanes.
“Beres !! Udah deh kalian kok jadi takut gini sih!” Lalu mereka bertiga berfoto tepat didepan gedung. Cekreek. Ketika mereka masuk, seseorang mengintip dari balik pohon.
“Ya udah, kita plencar aja… Defri, lo ma Fanes ke kiri… Aldi, ma Melly n Baim lurus… Gue, ma Gladies ke kanan… Oke ?” ucap Razta, merangkul Gladies. Petualangan dimulai.
Melly merasakan bulu kuduknya berdiri. “Cuma disini sih, gak ada apa-apanya…” celetuk Aldi. 30 menit berlalu, Melly, Aldi dan Baim sampai pada 2 lorong didalam. “Kayaknya kita lebih baik ke kanan aja deh…” kata Melly. “Kayaknya… Kalo menurut gue ke kiri… Lebih meyakinkan… Lo pilih mana, Di ?” tanya Baim, tak sependapat dengan Melly.
Aldi memandang Melly, “terserah kalo lo mau ikutin kata-katanya dia… Nih, ya, beb… jalan ke kanan itu lebih baik dari kiri…” ucap Melly, sewot.
“Gak, Di… ke kiri aja… Lebih terang disana…” ujar Baim, gak kalah sewot.
“Terang apanya ?! Jelas-jelas disitu gelap… Lebih terang kanan !!” lanjut Melly.
“Udah donk !! Jangan berantem…! Lebih jelas lagi… Keduanya tuh sama-sama gelap, tau gak ?!” Aldi mengomentari.
“Terus kita kemana ?” tanya Melly. “Gini aja… Kita plencar…! Gue ke kiri… Lo ke kanan ma Melly…” tambah Baim yang langsung pergi begitu saja. “Heh ! Baim !! Ckck, ya udah deh… yuuk!” ucap Aldi pada Melly, memasuki lorong kanan.
“Def… balik yuuuk… Gue dah gak betah nih… Gue takuut !” gumam Fanes, “makanya, lo jangan jauh-jauh dari gue…” jawab Defri, menggandeng tangan Fanes. Tiba-tiba…”Eh, say… Kayaknya tali sepatu gue ada yang nginjek deh… di belakang… Gue takuuut…” gumam Fanes lagi, tangannya merinding.
Sumber : http://m-wali.blogspot.com/2012/07/cara-membuat-komentar-facebook-di-blog.html#ixzz25JVfr06E
»»  Baca Selengkapnya » ...

ARWAH ANAK PEREMPUAN ITU MASUK KE KAMARNYA

Halow teman-teman tercinta, kembali lagi aku di sini, untuk menuliskan cerita yang aku dapat dari Ronda Malam Selasa, maaf kalau jadi bosan, karena aku
memang tidak punya pengalaman mistik yang banyak, jadi aku mengandalkan sumber
cerita dari orang lain, untuk bisa
menyalurkan hobiku yang baru, yaitu menulis cerita mistik. Sumber cerita Pak Ashury.

Kalian masih ingat nggak dengan berita
kecelakaan di situbondo yang menjadi
Tragedi Nasional, yang menyebabkan satu
bis terbakar dan menewaskan 54 siswa dan 2
orang guru pendamping dari SMK Ya****a I, Berbah Sleman , kecelakaan itu terjadi pada
tanggal 08 Oktober 2003, sekitar jam 20.00
WIB

Berita tabrakan maut di Jalan Raya Banyu
Blugur tak pelak membuat keluarga korban
kaget. Saat itu satu demi satu keluarga
datang ke SMK Yap#‎#da Berbah yang
beralamat di Tanjungtiro, Berbah, Sleman,
Yogyakarta. Raut wajah mereka cemas
lantaran pengelola sekolah belum dapat
merinci identitas seluruh korban. Para orang
tua hanya bisa melihat nama murid yang ikut
dalam tur ke Bali. Jadi memang belum
diketahu siapa-siapa saja yang telah menjadi
korban, karena beritanya belum jelas.

Menurut cerita dari Pak Ashury yang ia
dengar dari beberapa teman dan keluarga
yang berada di sekitar sekolah tersebut. Ada
salah satu keluarga yang didatangi oleh salah
satu arwah korban kecelakaan tersebut,
yang saat itu belum mengetahui adanya
berita tentang kecelakaan itu.

Kejadiannya kalau tidak salah di atas jam 11
malam, saat itu keluarga tersebut telah
terlelap. Entah kenapa tiba-tiba ibu Wati
(samaran) terjaga dari tidurnya,
perasaannya gelisah tanpa dia ketahui apa
penyebabnya. Dia berusaha untuk
merebahkan badannya kembali disamping
suaminya yang terlihat juga gelisah.

Beberapa menit berusaha memejamkan
matanya, tapi kantuk tak datang jua. Jadi dia
bangun kembali dan keluar dari kamarnya
untuk mengambil gelas di dapur untuk minum
air putih, karena terasa tenggorokannya
terasa kering.

Terasa udara agak panas dirasakannya, lalu
sambil memegang gelas yang berisi air putih,
dia pun menuju ke ruang tamu untuk
menyandarkan tubuhnya di sofa tamu dan
berharap kantuk akan datang.

Karena tak
kuat dengan ruang tamu yang terasa pengap,
dia pun membuka pintu depan untuk
mengurangi panas di dalam ruang tamu.

Memang terasa berpengaruh, hawa diruang
tamu menjadi sejuk.

Hawa yang terasa sejuk tersebut, membuat
ibu Wati yang duduk di sofa menjadi
mengantuk….dan tertidurlah beliau dengan
posisi duduk di sofa. Antara sadar dan
tidak…sepertinya ibu Wati melihat ada sosok
yang masuk ke dalam dari pintu yang
terbuka. Namanya setengah sadar dan masih
ngantuk terkadang belum bisa berpikiran
normal ibarat kata nyawa kita belum masuk
utuh ke badan.

Sosok itu melintas di depannya tanpa
menyapa ibu Wati. Saat itu ibu Wati melihat
sosok itu seperti anaknya Ratih (samaran)
yang beberapa hari tidak ada di rumah
karena mengikuti kegiatan sekolahnya SMK
Y****en I, study tour ke Bali. Ibu Wati yang
setengah mengantuk sempat heran si Ratih
tidak menyapanya dan mencium tangannya
seperti biasanya dilakukan. Ia merasa yakin
kalau itu Ratih karena pakaian yang
dikenakan adalah pakaian saat dia berangkat
ke Bali.

Ibu Wati juga heran kok si Ratih pulangnya
sampai malam-malam sekali, apa ada
perubahan rencana dari sekolah hingga
pulang ke Yogya dimajukan, karena setahu
beliau rombongan sekolah akan sampai di
Yogya pagi hari. Karena heran, ibu Wati pun
berdiri dan akan menanyakan kepada si
Ratih.

Dengan agak sedikit terhuyung-huyung
karena masih ngantuk, beliau menutup dan
mengunci pintu depan, lalu menyusul Ratih
yang sudah masuk ke kamarnya dan menutup
pintu. Lalu dengan perlahan-lahan beliau
berjalan menuju ke kamar anaknya,
membuka pintu, dan menyalakan lampu
kamar, karena saat itu lampu dimatikan.

Dan ……….tidak ada Ratih di kamarnya……
hawa di kamar terasa dingin…. Ibu Wati
sempat bengong, tak tahu apa yang harus
dilakukan. Coba dia panggil nama anaknya,

“Ratih…Ratih…Ratih?”, panggil ibu Wati
Sambil masih berdiri di luar kamar, sekali
lagi dia memanggil dengan suara keras,
“Ratih..Ratih… dimana kamu, nak, jangan
permainkan ibu sayang?”, ucap ibunya
dengan suara keras.

Tak ada jawaban…….

Sekali lagi ibu Wati memanggil-manggil
nama Ratih, sambil memeriksa ke dalam
kamar, memeriksa kolong tempat tidur dan
samping lemari pakaian, tapi Ratih tidak ada.

Suaminya pun terbangun mendengar suara
ibu Wati yang sedang memanggil anaknya
Ratih. Lalu dia mendekati istrinya,

“Ada apa tho bu??? Kok manggilnya sampai
teriak-teriak kayak gitu”, tanya suaminya.

Ibu Wati menjelaskan saat dia sedang duduk
di ruang tamu, pintu sengaja dibuka dan
sempat tertidur, saat itu dia melihat ada
sosok seperti Ratih barusan pulang dan
langsung masuk ke kamarnya, tapi setelah di
lihat di dalam kamarnya, tidak ada.

“Ahh, mungkin itu halusinasimu, bu. Karena
kamu kangen sama anak itu!”, jawab
suaminya.

“Ahhhh nggak tahu aku,pak? Tapi aku
merasa sangat yakin, karena pakaiannya
persis seperti saat dia meninggalkan rumah
untuk study tour ke Bali! Ah mudah-
mudahan tidak ada apa-apa ya pak”, jawab
bu Wati dengan perasaan cemas.
Kata suaminya, “Yah, semoga, anak kita dan
rombongan selamat, tidak terjadi apa-apa di
jalan.”

Dan ternyata pagi harinya keluarga
mendapat kabar bahwa telah terjadi
kecelakaan pada salah satu bis rombongan
study tour, dan setelah beberapa hari
menunggu dalam ketidak pastian, ternyata si
Ratih adalah salah satu korban dari Bis yang
terbakar itu.

Ada cerita yang Pak Ashury dengar dari
teman-teman beliau yang tinggal di sekitar
daerah sekolah tersebut.

Ada satu lapangan sepak bola yang berada
dekat sekolah tersebut, dulu dijadikan untuk
tempat parkir mobil2 ambulance yang
mengantar jenasah para korban.
Lapangan itu menjadi angker karena sering
dilihat oleh orang-orang yang melewati
lapangan tersebut pada malam hari adalah
satu pocong yang bergentayangan di
lapangan itu dan itu terjadi setiap malam
sehingga kalau sudah malam tidak ada yang
berani melewatinya, dan itu berlangsung
sampai hari ke 40, dan setelah itu tidak ada
lagi penampakan si pocong.

Ada cerita lain tentang satu siswa dari
sekolah itu, yang sebenarnya akan ikut dalam
study tour itu. Uang sudah ada untuk biaya
study tour, karena dirasa masih lama batas
pembayaran study tour. Oleh orang tua
siswa itu, uang tersebut dijadikan modal
untuk dagang buah, dengan harapan
keuntungan yang diperoleh dari dagang buah
itu, akan dijadikan uang sangu untuk
anaknya. Tetapi ternyata malah merugi,
orang tua sudah berusaha untuk meminta
keringan untuk jumlah uang pendaftaran,
tetapi dari pihak sekolah tidak mau, alhasil
sang anak tidak jadi berangkat dan menangis
sedihlah si anak di sekolah, sampai histeris
saat itu.

Aku tidak tahu harus bagaimana
mengungkapkannya tapi ternyata itu adalah
rencana baik Tuhan untuk si siswa tersebut,
karena apabila sampai jadi berangkat,
kemungkinan dia menjadi korban dari
kecelakaan bis yang terbakar itu, karena
namanya terdaftar untuk kelompok yang naik
bis tersebut.

Demikianlah teman-teman, ceritaku yang kudapat dari Pak Ashury saat Ronda Malam Selasa. Semoga terhibur
Sumber : http://m-wali.blogspot.com/2012/07/cara-membuat-komentar-facebook-di-blog.html#ixzz25JVfr06E
»»  Baca Selengkapnya » ...

KISAH SOPIR ANGKOT DISESATKAN 3 HANTU CANTIK

Percaya tidak percaya, seorang sopir mikrolet jurusan Pedurungan, Semarang Barat-Mangkang,­ Semarang Timur mengalami kisah mistis. Kala itu Mukharom (41) membawa penumpang, tiga perempuan. Konon kabarnya wanita itu adalah penghuni Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bergota, Kota Semarang.

Seperti biasanya, Mukharom mencari penumpang dengan membawa mobilnya menyusuri trayek. Namun, ketika menjelang Magrib, Mukharom diberhentikan oleh oleh tiga wanita yang mengenakan payung. Peristiwa itu dialaminya pada Jumat.

Saat memberhentikan mikrolet, tiga wanita ini tepat berdiri di depan toko penjahit Eka Karya yang berada di Kompleks Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bergota di Jalan Kiai Saleh, Kota Semarang. Dengan melempar senyum, ketiganya yang memakai rok longdress dan berambut panjang melambai tanda menghentikan mikrolet.

"Saat itu saya langsung berhenti. Tiga wanita menggunakan tiga payung berwarna hitam, hijau dan merah, rambutnya ketiganya panjang. Selama perjalanan ketiga wanita itu tidak mengeluarkan sepatah kata pun, kecuali saat akan naik dan turun," ungkap Mukharom kepada merdeka.com Sabtu.

Hal yang aneh yang tidak Mukharom sadari, selama perjalanan selain tidak mendapat penumpang lain, ketiga wanita itu meminta naik dan turun sebanyak tiga kali. Kala itu dia hanya menurut saja saat ketiganya turun dari mikroletnya dan naik kembali sambil menenteng payungnya masing-masing.

Pertama ketiganya turun di Pasar Bulu di Jalan MGR Soegiyopranoto,­ Semarang. Kemudian turun lagi di depan Kantor Bank Muamalat di Jalan Pusponjolo, lalu naik lagi. Terakhir turun di Pasar Karangayu.

"Saya tidak menaruh curiga sedikit pun apa sih tujuan mereka naik turun selama tiga kali. Seperti terhipnotis oleh kecantikan mereka," katanya.

Kemudian, saat sampai di Jalan Pusponjolo Semarang Barat itu, salah seorang dari mereka menyuruh Mukharom mengantar sampai ke rumahnya. Mereka juga berjanji akan menambah ongkos sebesar Rp 3.000 sebagai tambahan uang bensin.

"Mereka bilang, mas anter saya sampai rumah yah, nanti saya tambahin tiga ribu. Saya akhirnya menuruti permintaan ketiga wanita itu. Selama perjalanan saya tidak sedikitpun mengajak atau diajak bicara mereka. Setiap kali melihat kaca spion saya untuk melihat mereka. Ketiganya hanya tersenyum tanpa mengeluarkan kata sedikit pun," tuturnya.

Di tengah jalan salah seorang dari wanita itu minta turun, tepatnya disatu wilayah perkampungan namanya Kampung Rorojonggrang, Semarang Barat. Dirinya merasa sangat kaget karena di depannya tiba-tiba ada sebuah rumah mewah layaknya istana megah.

"Ketiganya turun memberi uang tambahan kepada saya. Wanita pertama dan kedua memberikan uang melalui lubang kaca pintu kiri. Kemudian wanita yang terakhir memberikan uang lewat lubang kaca pintu sebelah kanan dalam posisi dirinya menyetir," katanya.

Bulu kuduk Mukharom merinding ketika tercium bau menyengat. Saking wanginya, dia sampai menengok ke belakang. Namun, alangkah kagetnya ketika menengok kembali ke depan kompleks rumah megah itu berubah jadi kuburan. "Hanya terlihat batu nisan dan pathok," ungkapnya.

Posisi mobil Mukharom berada di pinggir jurang, dan kedua ban depan mobilnya terganjal oleh sebuah pondasi talud jurang itu. Menyadari posisi mobilnya akan tercebur ke jurang, Mukharom berupaya untuk menghidupkan mobilnya yang sempat macet usai ketiga wanita itu menghilang.

"Saat saya starter berkali-kali tidak mau hidup. Saya langsung sadar baca bismilah tiga kali akhirnya langsung hidup. Alhamdulillah akhirnya dengan berupaya keras mobil saya hidup dan saya tinggalkan kompleks makam yang dikenal warga sekitar angker dan menyeramkan," kata Mukharom.

Setelah berjalan sekitar tiga kilometer, Mukharom kemudian istirahat sebentar untuk minum dan makan di warung nasi kucing yang tak jauh dari makam. Mukharom lalu berkeluh kesah dengan penjual tentang kejadian itu.

"Memang di kuburan itu sering mas, tidak sopir mikrolet, tidak tukang ojek sering dijebak dan disesatkan di kompleks kuburan yang dikenal angker dan menyeramkan itu. Untung saja sampeyan bisa selamat. Biasanya orang-orang yang disesatkan menghilang beberapa hari kemudian kembali dalam keadaan gila. Bahkan ada yang hanya tinggal nama. Salah satu dari tiga kuntilanak itu juga sempat membeli nasi kucing juga sebelum kejadian yang sampeyan alami mas," kata Mukharom menirukan ucapan penjual nasi kucing.

Paska kejadian misterius itu, pendapatan Mukharom meningkat. Pendapatanya tidak seperti hari-hari biasanya yang hanya cukup untuk makan dan minum serta membeli uang belanja ke anak istrinya. Sampai saat ini, Mukharom antara percaya dan tidak percaya dengan kejadian yang dialaminya.
Sumber : http://m-wali.blogspot.com/2012/07/cara-membuat-komentar-facebook-di-blog.html#ixzz25JVfr06E
»»  Baca Selengkapnya » ...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...