Ana selalu berdoa kepada Tuhannya : “ Tuhan ! tolonglah aku, tolonglah aku agar aku bisa bertemu dengan ibuku Tuhan !. satukanlah kami kembali seperti dulu !”
Tanpa terasa tetesan airmata pun mengalir membasahi pipi Ana. Hari** yang dilalui Ana sangatlah sepi, meskipun ana tinggal di sebuah asrama yang dipenuhi dengan siswa-siswi. Tetapi Ana masih saja sendiri.
Ana adalah anak yang tidak sama dengan anak lainnya, ia selalu sendiri dan sendiri, sampai suatu saat.
“Lihatlah ! itukan si anak neraka itu !, ngapain dia duduk di pinggir jendela. .. Tumben “ Seru Erica
“Sudahlah,, buat apa kau memperhatikan dia, paling-paling dia Cuma ingin mencari malaikat yang akan membebaskan dirinya dalam neraka…. HAHAHAHAHAHAHAHAHA” Ucap Monica
“Ahaa,, bisa aja kamu Mon”
“..ssttt, ntar diia dengar loh, gawat nanti jangan-jangan qt bisa ikutan masuk neraka juga”
“iiya,, iih serem, qt pergi aja yuk”
“ yuk..”
Sudah sering Ana mendengar Ejekan dari siswa-siswi di asrama itu. Namun, Ana tak menggubrisnya. Ana memang lebih suka mengurung dirinya diperpustakaan, diantara buku-buku lapuk yang sudah tua, diantara dinding-dinding besi berdebu yang hampir tak bisa detembus oleh suara apapun, dalam ruangan yang sangat panas dan menggerahkan. Itulah yang menyebabkannya dijuluki gadis neraka.
Ana memang buta, tapi dia bisa melihat mahluk lain selain hewan dan manusia. Dia Memang suka mengurung diri diperpustakaan yang sunyi, karena ia melihat begitu banyak hal disana. Ada ibu yang selalu membacakan cerita untuk anaknya, ada yang bernyanyi, ada yang menangis dan ada yang selalu diam. Ana hanya melihati mereka dan, ketika Ana mengajak mereka untuk berkomunikasi, mereka hanya bisa diam terpaku menatap wajah Ana. Berulang kali Ana menyapa mereka, namun tak ada satupun yang bisa mengerti dengan bahasa Ana.
“Aku hanya ingin tau dimana ibuku ! dimana ?, “
“Aku hanya ingin tau dimana ibuku ! dimana ?, “
“Aku hanya ingin tau dimana ibuku ! dimana ?, “
“Aku hanya ingin tau dimana ibuku ! dimana ?, “
Berulang kali Ana mengucapkan kalimat itu, namun mereka tetap diam, hanya diam menatapi wajah Ana
Hingga pada suatu hari, Ana keluar meninggalkan asramanya, tanpa ada seorangpun yang tau. Ana berjalan dengan membawa badan yang sempoyongan, melangkah dengan kaki tanpa alas, dengan rambut hitam nya yang tergerai, dan memakai baju asrama yang sudah lusuh.
Ana berjalan dengan sangat pelannya..ternyata tiba-tiba ada yang mengikutinya dari belakang..
“k..kau !!” kata Ana terbata
“Kenapa” kata org itu
“Bukankah kau arwah laki-laki yang hanya diam itu, apakah kau mengerti bahasaku ?”
“ ya, ini aku…… Mmmmmmmmm begitulah”
Arwah laki-laki itu terus saja memandangi Ana tanpa hentinya.
“Apa yang kau lihat ?” Ucap Ana
“Kau !” kta arwah laki-laki itu
“dan ,, Untuk apa kau mengikutiku”
“Untuk melindungimu”
“Peduli apa kau denganku ?”
“Karna kau buta”
“Apa hubungannya kebutaanku denganMu?”
“Karna aku tau dimana ibumu”
“Apa ?? jadi selama ini kau tau dimana ibuku ? ! Kenapa kau tidak pernah mengatakannya padaku, padahal hampir setiap hari aku berteriak bertanya kepada bangsa kalian !”
“Sabar dulu, Ana ! , aku akan memberitaumu dan menceritakan semua kepadamu sembari kita berjalan menuju tempat dimana ibumu berada”
Mereka berjalan sambil bercerita, mereka berjalan sangatt jauh.. dan tak terasa malampun tiba, mereka berhenti di bawah pohon besar yang sudah tua.
“Kemana kau akan membawaku?” tanya Ana.
“Ketempat ibumu berada”
“Dimana ??”
“Ditempat yang tidak akan pernah diketahui oleh manusia”
“A..a..pakah masih jauh??”
“Sebentar lagi, setelah kau terbangun dari tidurmu.”
Perlahan-lahan mata Ana pun terpejam begitu saja dengan pelannya. Tubuhnya seakan-akan menjadi sangat ringan, terangkat dan terbang melayang-layang. Hingga sampai pada suatu tempat, matanya seolah-olah membuka perlahan, dan Ana pun terperangah melihat keindahan yang mungkin tidak akan pernah bisa dibayangkan oleh fikiran manusia.
Tiba-tiba..terlihat dari kejauhan seorang wanita paruhbaya berteriak..
“ Anakku !!.. Ohh Anakku Ana !!.. Kemarilah nak !,… Ana ? kau kah anakku Ana Maria itu ?!!”
“ibu ? benarkah kau ibuku yang selama ini kucari-cari ??”
“ iya nak, ini ibumu, datanglah kemari sayang, dan peluklah ibu”
Ana pun berlari dengan cepatnya, seolah-olah kakinya tidak letih, seolah-olah badannya tidak lesu, dan seolah-olah matanya tidak buta lagi. Dipeluknya ibunya yang masih terlihat muda itu, berlinangan airmata bahagianya, tersenyum bahagia. Dan dilihat Ana dari kejauhan, sosok arwah laki-laki itu terlihat begitu tampannya sedang ternsenyum turut bahagia melihat kebahagiaan Ana.
Tak ditemunya lagi manusia-manusia yang mengejek dan mencelanya. Tak ditemunya lagi nyanyian-nyanyian pujian tiap hari, tak didengarnya lagi lonceng yang berbunyi tiap pagi, tak dilihatnya lagi mahluk-mahluk didalam ruang perpustakaan yang sunyi.
Jauh dari tempat Ana berada, siswa-siswi dan biarawati pun panik dengan hilangnya Ana dari Asrama. selang waktu beberapa jam.seorang pengirim surat mendapati jasad Ana yang mengenakan baju asrama tergeletak dibawah pohon besar yang sudah tua. Hingga saat ini kematian ana tak dapat diketahui apa penyebabnya !
****
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa Komentar anda tentang post ini?