Singkat cerita, malam kedua pun datang seperti malam pertama kita menunggu di halaman rumah tanpa cahaya, penerangan cuma mengandalkan cahaya bulan. Tak lama kita menunggu, kami kedatangan 7 tamu yang bentuk-bentuknya tak jauh berbeda dari malam pertama cuma sekarang tambah kuntilanak dan makhluk berbulu kecil bertaring dengan sinar mata merah. Kami pun saling serang tapi ya gak begitu berarti bagi kami, kami pun berhasil mengembalikan makhluk-makhluk tersebut ke asalnya. Kita beristrahat sambil ngrokok dan ngopi, tapi kita merasakan hawa panas banget dari arah Barat laut. Didalam kedipan mata, kami melihat bola api sebesar bola kasti menuju ke arah kami. Karena kami masih menikmati kopi dan rokok, S pun menyuruh senjatanya untuk melawan bola api tersebut. Saya dan Nanang tak mau ketinggalan menyuruh senjata kami juga, dan berhasil membalikkan arah bola api tersebut kembali ke si pengirim. Aneh, tak lama kemudian kami merasakan hawa panas yang lebih besar dari sebelumnya, dan kami melihat bola api sebesar tampah menuju arah kami. Tapi kami mendapat bantuan dari Allah, kami dibantu 7 kyai berjubah melawan bola api tersebut dan alhamdulillah api tersebut lenyap. Tapi kami tiba-tiba melihat bola api terbang memantul kesana-kesini memutari kami. S pun menyuruh saya dan Nanang berlindung di belakang S, kami memutar-mutar mengikuti arah bola api tersebut, dan tiba-tiba kita bertiga terpental setelah S mendapat tendangan dari bola api yang tiba-tiba berubah menjadi makhluk mini. Kita pun langsung bangkit dan mencari dimana makhluk mini tersebut berlarian memutari kami. S langsung maku bumi tuh makhluk dan menebas makhluk tersebut dengan pedang, bagian perut ke atas terlepas enggak tau kemana, bagian perut kebawah masih ditempat. Setelah itu saya langsung mengobati perut S yang kram akibat tendangan tadi . Malam pun sudah larut kami memutuskan untuk tidur zzz... Malam ketiga kami berjaga-jaga di halaman menanti tamu yang kami perkirakan akan datang lagi. Tapi kok aneh, sudah jam 12 lebih tak ada satu pun tamu yang datang. Kita sempat masuk ke kamar S untuk tidur, tapi gak bisa tidur. Akhirnya saya merasakan ada tamu dari arah Barat Laut yang jauh jauh lebih besar energinya dibanding makhluk-makhluk yang dua malam kemaren. Setelah tuh makhluk tepat berada di halaman, S pun keluar sendirian karena tuh tamu khusus buat S. Hampir 10 menit S berkomunikasi dengan makhluk tersebut dan langsung kembali ke kamar dengan senyum bahagia. Saya dan Nanang bertanya "Ada apa mas?". S jawab "Itu tadi ratu gunung merapi, dia minta maaf atas tindakan anak buahnya yang membantu dukun tersebut, dan sebagai gantinya tuh ratu akan menyerang balik dukun tersebut. Dan kalau ada anak buahnya yang macam-macam langsung aja suruh manggil dia biar dia aja yang urus". Saya dan Nanang: "Alhamdulillah, yaudah ayo sholat mas". Kita sholat sendiri-sendiri dan setelah selesai sholat kita kembali ke halaman dan kedatangan tamu lagi, yang tak lain adalah makhluk-makhluk kemaren yang sempat mencoba mencelakai kami. Tapi kali ini mereka datang untuk meminta maaf, tapi S bilang "Balas dulu orang yang sudah menyuruhmu". Kita langsung tidur zzz... Di malam keempat kita cuma mengirimkan bacaan surat yasin ke dukun tersebut dan esoknya tuh dukun jatuh sakit sampai beberapa Minggu. S pun kembali baikan dan melanjutkan hubungannya sama pacarnya, tapi sekarang sudah putus kembali karena perbedaan pendapat dan bukan ulah dukun lagi. Sekian ... Percaya boleh, gak juga boleh, karena gaib emang susah untuk dibuktikan tapi nyata buat yang mengerti hal gaib. Lain kali saya ceritakan saat saya dibantu jarak jauh saat mengusir makhluk kiriman yang mengganggu usaha keluarga pacar saya. *jrp wassallammualaikum wr wb - Kiriman cerita dari Radithya Pradipta -
Rabu, 11 Juli 2012
Berperang Melawan Dukun 2
Singkat cerita, malam kedua pun datang seperti malam pertama kita menunggu di halaman rumah tanpa cahaya, penerangan cuma mengandalkan cahaya bulan. Tak lama kita menunggu, kami kedatangan 7 tamu yang bentuk-bentuknya tak jauh berbeda dari malam pertama cuma sekarang tambah kuntilanak dan makhluk berbulu kecil bertaring dengan sinar mata merah. Kami pun saling serang tapi ya gak begitu berarti bagi kami, kami pun berhasil mengembalikan makhluk-makhluk tersebut ke asalnya. Kita beristrahat sambil ngrokok dan ngopi, tapi kita merasakan hawa panas banget dari arah Barat laut. Didalam kedipan mata, kami melihat bola api sebesar bola kasti menuju ke arah kami. Karena kami masih menikmati kopi dan rokok, S pun menyuruh senjatanya untuk melawan bola api tersebut. Saya dan Nanang tak mau ketinggalan menyuruh senjata kami juga, dan berhasil membalikkan arah bola api tersebut kembali ke si pengirim. Aneh, tak lama kemudian kami merasakan hawa panas yang lebih besar dari sebelumnya, dan kami melihat bola api sebesar tampah menuju arah kami. Tapi kami mendapat bantuan dari Allah, kami dibantu 7 kyai berjubah melawan bola api tersebut dan alhamdulillah api tersebut lenyap. Tapi kami tiba-tiba melihat bola api terbang memantul kesana-kesini memutari kami. S pun menyuruh saya dan Nanang berlindung di belakang S, kami memutar-mutar mengikuti arah bola api tersebut, dan tiba-tiba kita bertiga terpental setelah S mendapat tendangan dari bola api yang tiba-tiba berubah menjadi makhluk mini. Kita pun langsung bangkit dan mencari dimana makhluk mini tersebut berlarian memutari kami. S langsung maku bumi tuh makhluk dan menebas makhluk tersebut dengan pedang, bagian perut ke atas terlepas enggak tau kemana, bagian perut kebawah masih ditempat. Setelah itu saya langsung mengobati perut S yang kram akibat tendangan tadi . Malam pun sudah larut kami memutuskan untuk tidur zzz... Malam ketiga kami berjaga-jaga di halaman menanti tamu yang kami perkirakan akan datang lagi. Tapi kok aneh, sudah jam 12 lebih tak ada satu pun tamu yang datang. Kita sempat masuk ke kamar S untuk tidur, tapi gak bisa tidur. Akhirnya saya merasakan ada tamu dari arah Barat Laut yang jauh jauh lebih besar energinya dibanding makhluk-makhluk yang dua malam kemaren. Setelah tuh makhluk tepat berada di halaman, S pun keluar sendirian karena tuh tamu khusus buat S. Hampir 10 menit S berkomunikasi dengan makhluk tersebut dan langsung kembali ke kamar dengan senyum bahagia. Saya dan Nanang bertanya "Ada apa mas?". S jawab "Itu tadi ratu gunung merapi, dia minta maaf atas tindakan anak buahnya yang membantu dukun tersebut, dan sebagai gantinya tuh ratu akan menyerang balik dukun tersebut. Dan kalau ada anak buahnya yang macam-macam langsung aja suruh manggil dia biar dia aja yang urus". Saya dan Nanang: "Alhamdulillah, yaudah ayo sholat mas". Kita sholat sendiri-sendiri dan setelah selesai sholat kita kembali ke halaman dan kedatangan tamu lagi, yang tak lain adalah makhluk-makhluk kemaren yang sempat mencoba mencelakai kami. Tapi kali ini mereka datang untuk meminta maaf, tapi S bilang "Balas dulu orang yang sudah menyuruhmu". Kita langsung tidur zzz... Di malam keempat kita cuma mengirimkan bacaan surat yasin ke dukun tersebut dan esoknya tuh dukun jatuh sakit sampai beberapa Minggu. S pun kembali baikan dan melanjutkan hubungannya sama pacarnya, tapi sekarang sudah putus kembali karena perbedaan pendapat dan bukan ulah dukun lagi. Sekian ... Percaya boleh, gak juga boleh, karena gaib emang susah untuk dibuktikan tapi nyata buat yang mengerti hal gaib. Lain kali saya ceritakan saat saya dibantu jarak jauh saat mengusir makhluk kiriman yang mengganggu usaha keluarga pacar saya. *jrp wassallammualaikum wr wb - Kiriman cerita dari Radithya Pradipta -
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa Komentar anda tentang post ini?