Desember
2004, ini adalah tahun terburuk dalam kehidupanku. Rumah yang sudah
bertahun-tahun kami huni harus kami tinggalkan untuk biaya pengobatan
ayahku. Akhirnya kami pindah ke sebuah rumah kontrakan yang sederhana.
Seram…sunyi dan membuat bulu kudukku berdiri ketika pertama kali aku melihat…
rumah itu.apalagi ditambah pohon lengkeng
yang lebat menambah angkernya rumah itu. “Hah…malam kali ya belum
dipasang lampu.”, begitu kataku dalam hati. Apalagi ketika aku memasuki
rumah, “rumah yang sangat seram”, dan aku merasakan sangat tidak nyaman
ketika berada disana. “Ayo ma kita pulang, besok baru kita kesini lagi”
kataku. Ketika aku akan mengunci pintu rumah, aku merasa seperti ada
seseorang yang mengawasiku. Ku rasakan bulu tangan ku berdiri semua,
seperti ada seseorang yang menyentuh tanganku dingiiin sekali, lama aku
memandang rumah itu sebelum aku pulang,. “ma kenapa sih harus rumah yang
itu?! Apa ga ada lagi rumah yang lebih bagus?” kataku menggerutu.
“Gimana lagi rumah nya sudah dibayar lunas, barang-barang juga sudah
dipindahkan” kata mamaku. “iya tapi rumah itu ngeri!!!” kataku dengan
setengah berteriak.”udah udah gak usah ribut, beresin aja baju kamu
sana!!” kata mamaku.
Ya, kami memang menumpang tinggal
sementara di rumah tanteku sebelum kami mendapat kontrakan. Siang itu
akhirnya kami semua pindah ke rumah kontrakan kami yang baru, bau apek
yang sangat menyengat seperti rumah yang sudah bertahun-tahun tidak
berpenghuni. “ih… bau, bau apa sih ini?” “iya bau!!!” kata adik-adikku.
Aku cuma bisa terdiam “yah mau apa lagi, kami memang harus tinggal
disini”, batinku.
Satu bulan sudah aku disini. Tapi rasa takut
ku belum juga hilang, seolah ada yang terus mengawasiku di rumah ini.
Tapi aku tudak tahu itu siapa, aku hanya bisa merasakan tanpa bisa
melihatnya. “Ty…ty…”, kata papa ku memanggilku. “Tolong pijitin papa”,
katanya lagi. Kemudian aku terbangun, ketika itu waktu menunjukkan pukul
satu. Ya papa ku memang sudah lama sakit, dan hampir setiap malam kami
anak-anaknya bergantian untuk memijit papa. Dan hari ini adalah
giliranku untuk memijitnya, waktu menunjukkan pukul 2 ketika aku baru
saja selesai memijit papaku.
Aku kembali ke kamar untuk tidur,
ketika aku berjalan ke kamar. Aku merasa seseorang mengikutiku dari
belakang. Kupalingkan wajahku kebelakang, tapi tidak ada siapa-siapa.
Cepat-cepat aku berlari ke kamar, kunyalakan lampu kamarku. Tapi
tiba-tiba “tuk!!!”, lampu di kamarku putus dan tidak bisa menyala.
Jantungku semakin berdetak kencang, keringat dingin mengalir di dahiku
dan aku merasa tiupan angin meniup telingaku. Cepat-cepat aku memejamkan
mata, aku ingin hari segera pagi.
“Krek…krekkk…”, jantungku
semakin bertedetak lebih kencang, aku merasa ada seseorang yang
merangkak naik ke atas kasurku. Aku takut, tapi aku merasa penasaran.
Aku lalu membuka mataku perlahan, tapi….tapi…!!!. Aku tercengang tak
percaya dengan apa yang kulihat. Aku ingin berteriak dan berlari, tapi
lidah dan kakiku terasa kaku dan tidak bisa bergerak. Sesosok wanita
berambut panjang berbaju putih berjalan menggeret kakinya. Kuku-kuku
yang panjang dan hitam menyentuh kakiku, tangan itu dingiiiiinnn
sekaliiii…!!!, dan merangkak naik ke atas kasurku. Aku hanya bisa
memejamkan mata dan membaca ayat-ayat yang kutahu dalam hati. Pikiran ku
kosong, hanya ayat-ayat alqur’an yang mengisi kepalaku. Perlahan aku
merasakan sentuhan tangan itu menjauh dari ku. Aku lalu membuka mata
dengan perlahan, dan aku tidak bisa memejamkan mata sampai adzan subuh
berkomandang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa Komentar anda tentang post ini?