Kamis, 12 Juli 2012
Muka Rata
MUKA RATA
Kisah nyata ini terjadi di sekitaran daerah Bintaro pada tahun 2005 Mei (kalau tidak salah). Yang mengalami kisah ini sebut saja Erik dan Wawan. Erik berbadan tinggi besar layaknya bodyguard dan sudah berkeluarga. Wawan juga berbadan besar dan tegap tapi tidak sebesar Erik. Mereka berdua bekerja di bagian pertanahan yang mengawasi (berpatroli secara langsung) tanah di sekitar Bintaro untuk menghindari adanya pencurian tanah dan hal yang lain.
Malam itu Wawan Dan Erik sedang berpatroli berdua, mereka menggunakan motor masing-masing. Saat itu posisi mereka sedang berada di sekitaran daerah Graha yang notabene pada tahun tersebut masihlah sangat sepi dan juga rawan rampok.
Erik : Kang pelan-pelan aja biar bisa sambil merokok kang
Wawan : Ok Rik. Eh udah jam 22.30 WIB aja nih Rik.
Erik : Eh itu aya Awewe cantik Kang (Itu ada cewek cantik Kang)
Wawan: Ah masa aya Awewe jam segini masih keluar disini. Eh iya Rik bener.
Sambil menghampiri wanita tersebut mereka berdua pun bertanya "Mau kemana Neng malam-malam begini?". Wanita tersebut berkata "Baru pulang dari rumah teman Bang". "Mau kita Anterin Neng?" ujar Wawan. "Enggak usah deh, makasih" sahut wanita tersebut. "Udah gpp Neng, bahaya kalau malam-malam jalan disini, rawan. Apalagi Neng masih muda, cantik lagi. Kita berdua dari bagian pertanahan disini kok Neng" Erik berkata sambil melihat ke wanita tersebut yang sepertinya berkisaran di umur 22 tahunan.
Sambil melihat sekitar yang memang suasananya sudah sangat sepi akhirnya wanita tersebut pun berujar "Iya deh Bang, makasih yah". "Buat wanita cantik seperti Neng mah biar sampai mana juga Akang anterin Neng" ucap Erik. "Ah si Abang bisa aja" sahut wanita tersebut yang akhirnya naik ke motor Erik. Mereka pun Berjalan Beriringan.
"Namanya siapa Neng?" tanya Erik. "Siti, Bang" sahut wanita tersebut. "Tinggalnya dimana?" tanya Wawan. "Enggak jauh kok Bang" sahut wanita tersebut. "Pacarnya enggak jemput Neng? kok sendirian aja" Erik berkata. "Udah lama sendiri Bang" wanita itu berkata. "Wah sama donk Neng, Akang juga masih sendiri nih" Erik berusaha merayu. "Ah Abang bisa aja nih" sahut wanita tersebut. "Iya, bener loh Neng. Iya kan Kang?" sahut Erik. "Iyaa" sahut Wawan.
Kok jalanan bener-bener sepi yah, suasana juga rada gak enak udaranya, fikir Wawan. Tetapi dia diam saja. Nggak berapa lama Wawan mendengar suara tertawa yang aneh samar-samar. "Rik dengar enggak?" Wawan berkata. "Dengar Apaan?" Erik berkata sambil lalu karena sedang asyik berbicara dengan wanita tersebut.
Setelah itu Wawan merasa ada wewangian aneh yang tercium olehnya. Wawan pun berkata "Rik kamu cium bau sangit enggak sih?". Erik pun hanya menggelengkan kepalanya dan bertanya lagi ke wanita itu "Rumahnya masih jauh Neng?". "Gak kok Bang, enggak jauh lagi". Tiba-tiba angin serasa bertiup semilir membangunkan bulu kuduk Wawan.
Dalam hati Wawan merasa kok baunya semakin menyengat yah. Wawan yang mengikuti dari belakang pun menyusul ke depan dengan niat memberitahukan ke Erik. Tapi apa yang dilihat membuat Wawan terkejut, dilihatnya Erik sedang dipeluk sesosok perempuan yang mengenakan jubah putih kecoklatan, berambut panjang, dengan tangan yang berkerut-kerut seperti direndam air dalam waktu yang lama, kuku-kuku di tangannya sudah tidak ada dan mengelupas semua, dan bermuka rata tanpa mata, hidung, dan organ lainnya rata seperti dinding.
Menatap Wawan yang terpaku disebelah motor Erik, tiba-tiba sosok makhluk tersebut menempelkan tangannya ke mukanya yang rata seperti mengisyaratkan Wawan agar tak bersuara. Wawan pun tanpa berkata lagi langsung ngegeber ngebut sekencang-kencangnya. Erik yang melihat Wawan ngebut pun berfikir, kenapa si Wawan yah tiba-tiba ngebut banget.
"Kenapa Bang?" ujar Makhluk tersebut. "Gpp Neng Siti, si Wawan paling-paling kebelet tuh" tanpa menoleh ke belakang Erik berkata seperti itu. Beberapa lama kemudian Erik bertanya "Masih jauh Neng?". "Enggak Bang, belok ke kiri abis perempatan". Belok ke kiri kan arah ke kuburan makam ABRI (julukan orang-orang daerah sekitar) fikir Erik.
"Itu dia Bang rumah Siti", begitu ucap makhluk tersebut. Erik melihat bentuk rumah yang agak sunyi senyap dengan penerangan gelap gulita (kok gelap banget yah fikir Erik). Sewaktu berhenti dan menengok ke belakang, ternyata makhluk tersebut sedang menatap Erik dengan mukanya yang rata seperti dinding dan memegangi pundak Erik.
"Kenapaaa Bang? ayoo masuk temanin Siti sebentar saja" begitu makhluk tersebut berkata. Erik hanya bisa terdiam menganga karena hendak berteriak sekencang-kencangnya akan tetapi suaranya tidak keluar. "Kenapa Bang?" ucap makhluk tersebut "Ayoo masukk". Arghhh tiba-tiba Erik serasa dapat berteriak dan tiba-tiba semuanya gelap gulita. Erik Pingsan.
Tak lama kemudian setelah Erik tersadar, Erik mendengar suara-suara ramai (ada apa yah pikirnya). Saat tersadar sepenuhnya dengan mata yang terbuka betapa terkejutnya Erik, ternyata dia seperti berada di tengah-tengah hutan dan dikelilingi makhluk-makhluk halus berbagai wujud. Erik yang sangat ketakutanpun gemetar begitu hebatnya.
Tiba-tiba Erik mendengar "Sudah sadar yah Bang?". Dan ketika menoleh Erik sudah melihat makhluk bermuka rata tersebut berada tepat disampingnya yang kembali berujar "Abang kan masih sendiri. Siti juga masih sendiri. Bang ayo Bang tinggal sama Siti ajaa". Sampai terkencing-kencing Erik pun pingsan kembali. Dan begitu sadar ternyata dia sudah dibangunkan Wawan dan penjaga kuburan di pagi harinya.
"Ampunnn..." begitu teriak Erik begitu terbangun. "Rik sadar Rik" begitu sahut Wawan. "Aduh Kang, saya mau dinikahin makhluk tersebut". "Udah Rik, untung ada si bapak penjaga Kuburan nemuin kamu barusan. Kata si Bapak untung kamu enggak bilang iya, kalau enggak bisa udah hilang kamu".
Setelah kejadian tersebut Erik dan Wawanpun mendatangi orang Pintar. Erik pun mengaku bercerita kepada Istrinya bahwa ada kejadian tersebut dan berjanji tidak akan macam-macam lagi (walaupun sekarang sepengetahuan saya dia sudah menikah lagi), memang sepertinya watak Erik belum berubah. Sementara Wawan hidup seperti biasa tanpa ada kejadian-kejadian aneh lagi.
Sekian cerita dari saya. Mudah-mudahan kita bisa menemukan unsur positifnya dari kejadian ini. Terima kasih semua kawan-kawan yang sudah membaca semua cerita saya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa Komentar anda tentang post ini?